Karunia Terbesar Umat Manusia Adalah Pengampunan Tuhan (19 Februari 2025)

Renungan dari Bacaan Kejadian 8: 6-13.20-22 dan Markus 8: 22-26
“Aku tidak akan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun kecenderungan hatinya jahat sejak kecil” (Kej. 8: 21).

Tuhan pernah membinasakan banyak orang melalui air bah. Hanya Nabi Nuh dan seisi rumahnya yang diselamatkan Tuhan dengan diperintahkan masuk ke dalam bahtera Sebab,  Tuhan melihat mereka sebagai orang-orang benar di hadapan-Nya, di antara orang zaman itu (Kej. 7:1).

Setelah air bah surut, Nabi Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan, lalu mempersembahkan kurban bakaran beberapa ekor binatang yang tidak haram di atas mezbah itu. Ketika Tuhan mencium persembahan yang harum itu, Tuhan berfirman dalam hati-Nya, “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya” (Kej. 8: 21a, b).

Inilah karunia terbesar bagi umat manusia, yaitu pengampunan Tuhan. Tuhan sangat paham bahwa manusia punya kecenderungan untuk berdosa. Namun, kalau manusia bertobat, Tuhan senantiasa menyediakan pengampunan baginya. Pertobatan manusia di zaman Nabi Nuh, dinyatakan dalam bentuk melakukan persembahan berupa kurban bakaran di atas mezbah bagi-Nya.

Tuhan sangat berkenan atas persembahan yang harum, yang dihunjukkan Nabi Nuh dan keluarganya setelah air bah surut.  Tuhan berfirman dalam hati “dan Aku takkan membinasakan lagi segala sesuatu yang hidup seperti yang telah Kulakukan” (Kej. 8:21). Dari sebab itu, Tuhan senantiasa memberikan kesempatan kepada umat manusia untuk hidup, walaupun memiliki kecenderungan untuk berdosa.

Tuhan juga memberikan kesempatan kepada manusia untuk melakukan pertobatan, dengan memberikan jaminan berupa kelangsungan keberadaan bumi yang memungkinkan kelangsungan hidup umat manusia, dengan berfirman bahwa “Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam (Kej. 8: 22). Yesus memberikan kesembuhan kepada seorang buta di Betsaida, yang dibawa orang kepada-Nya, dan dimohonkan kesembuhan kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia (Mrk. 8: 22).

Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya apakah orang itu melihat sesuatu. Ketika orang itu menyatakan bahwa ia melihat orang,  terlihat berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon, Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas (Mrk. 8:25).

Demikian pulalah Tuhan memberikan karunia pengampunan kepada kita manusia yang berdosa. Berapa kali pun kita jatuh ke dalam dosa, kalau kita bertobat dan memohon pengampunan kepada-Nya, kita akan diampuni, seperti orang buta yang disembuhkan-Nya. Tuhan tidak puas akan penyembuhan yang sebagian.

Dia ingin menyembuhkan kita secara total dan tuntas, seperti kesembuhan yang dikaruniakan-Nya kepada seorang buta di Betsaida. Bagaimana tanggapan kita?

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *