renungan dari bacaan Yesaya 55 : 10 – 11 dan Mat 6 : 7 – 15 “Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia” (Yes. 55:11a) |
Betapa pentingnya doa dan apa yang diminta dalam doa. Sebab, doa adalah napas kehidupan rohani kita. Sama seperti kita tidak dapat hidup tanpa napas, demikian juga kita tidak dapat hidup tanpa doa. Doa memungkinkan kita untuk dapat bertumbuh dan berkembang menuju Tuhan. Tanpa semangat doa yang kuat, kita tidak akan mengenal secara lebih mendalam siapa Tuhan kita.
Kita tidak mengenal kuasa firman-Nya yang begitu dahsyat. Dalam Yesaya 55:11 dikatakan, “Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia”. Kata “firman-Ku” mengacu ke Firman Tuhan yang merealisir apa yang dikatakan. Hal ini bisa kita lihat dalam kisah penciptaan di Kej. 1. Ketika Tuhan berfirman, “Jadilah terang”, maka terang pun jadi. Dalam Yes. 55:10 firman Tuhan dibandingkan dengan hujan dan salju yang turun dari langit dan tidak akan kembali, melainkan mengairi bumi dan membuatnya subur. Firman Tuhan memang dahsyat dan penuh kuasa, namun kita sering meragukan-Nya.
Dalam berdoa, kadangkala kita memusatkan perhatian pada apa yang harus kita minta dan menyampaikan mengapa kita membutuhkannya. Fokus kita semakin kuat ke situ ketika kita merasa bahwa apa yang kita meminta itu merupakan sesuatu harus segera dikabulkan. Kalau kepada kita tidak diberikan apa yang kita inginkan, sebagai makhluk yang berkehendak bebas kita merasa kecewa.
Sebab, di dalam doa kita terpusat hanya pada apa yang kita minta dan hanya memikirkan apa yang kita butuhkan. Apakah doa hanya seruan permohonan kepada Tuhan? St. Teresia Kanak-kanak Yesus mengatakan, “Bagiku doa adalah ayunan hati, satu pandangan sederhana ke Surga, satu seruan Syukur dan cinta kasih di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan”. Doa bisa juga berupa suatu seruan kerinduan untuk berjumpa dengan Yang kita kasihi, yang berisi bukan hanya permohonan, melainkan juga pujian, bahkan ungkapan Syukur dan cinta di tengah pencobaan. Dapatkan kita menemukan ungkapan kasih Tuhan dalam pencobaan dan bersyukur karena telah mengalaminya?
Semoga Tuhan selalu memampukan kita untuk berdoa seturut kehendak Tuhan karena Bapa di Surga mengetahui apa yang kita butuhkan sebelum kita meminta kepada-Nya. Doa yang sederhana dan penuh daya diajarkan Yesus pada kita yaitu Doa Bapa Kami (Matius 6 : 9-13). Dari doa itu kita bisa belajar dari Yesus apa saja yang perlu kita serukan kepada Tuhan dalam doa kita.
Penulis

