Renungan dari Bacaan Yesaya 42: 1-7 dan Yohanes 12: 1-11 “Maria mengambil setengah liter minyak narwastu murni yang mahal sekali, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya” (Yoh. 12:3a) |
Nabi Yesaya telah menubuatkan datangnya Hamba TUHAN dengan mengatakan “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa” (Yes. 42: 1). Jadi, tugas hamba Tuhan itu adalah mengajarkan hukum yang perlu diketahui oleh semua bangsa di dunia, yaitu hukum yang dikehendaki oleh Bapa di surga. Hal ini mengingatkan kita akan Yesus yang menegaskan bahwa Dia berasal dari atas, bukan dari dunia ini (Yoh. 8: 23). Dia mengatakan bahwa “Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu. Tetapi, Dia yang mengutus Aku adalah benar, dan apa yang Kudengar dari Dia, itulah yang Kukatakan kepada dunia” (Yoh. 8:26).
Lebih lanjut Nabi Yesaya menubuatkan bahwa “Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara, atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum” (Yes. 42: 2-3). Dalam melaksanakan tugasnya, hamba TUHAN ini melakukannya dengan penuh dedikasi tanpa menyombongkan atau menonjolkan diri. Dia akan tetap teguh dan bersemangat menjalankan pewartaan, sampai segala tugasnya dirampungkannya: “Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya” (Yes. 42:4).
Yesus datang ke Betania enam hari sebelum Paskah, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedangkan salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus (Yoh. 11: 1-2). Berita kedatangan Yesus ke Betania itu didengar oleh sejumlah besar orang Yahudi dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati (Yoh. 12: 9)
Dalam perjamuan ini Maria mengambil setengah liter minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya, dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu” (Yoh. 12:3a). Mengapa Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak yang begitu mahal? Yudas Iskariot sulit menerimanya, karena menganggapnya hanya sebagai pemborosan dan lebih baik uangnya diberikan kepada orang-orang miskin. Namun, Yesus menjelaskan makna perbuatan Maria yang berharga lebih tinggi daripada memberi sedekah: “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku, karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu” (Yoh 12: 7-8).
Maria melakukannya untuk hari penguburan Yesus, artinya tindakan Maria dilihat sebagai perbuatan mengurapi jenazah Yesus yang tidak lama lagi akan disalibkan. Maria mengantisipasi penguburan Yesus, dan perbuatannya itu tidak akan pernah dilupakan.
Maria mengurapi Yesus sebagai juru selamat, yang akan mati di kayu salib untuk menyelamatkan seluruh umat manusia. Yesus telah menggenapi nubuat tentang hamba Tuhan yang dinubuatkan oleh Yesaya: “Aku ini TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan, dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara (Yes. 42:5-7). Dari sebab itu, pada akhir hidup-Nya di kayu salib Ia berseru “sudah selesai” (Yoh. 19:30).
Apa yang kita buat untuk mempersiapkan dan mengantisipasi wafat Yesus? Minyak narwastu apa yang kita persembahkan untuk Dia?
Penulis

