Berbeda Pendapat (22 Mei 2025)

Renungan dai Bacaan Kis 15 : 7 – 21 dan Yohanes 15 : 9 – 11
“Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan seperti mereka juga” (Kis 15:11)

Bacaan dari Kisah Para Rasul hari ini menceritakan tentang perbedaan pendapat di antara Para Rasul. Hal ini dilatarbelakangi oleh praktik pelaksanaan sunat dalam masyarakat Yahudi. Penatua Jemaat dan Para Rasul saling bertukar pikiran dan pendapat tentang sunat. Salah satu dari mereka, Yakobus, menegaskan bahwa Gereja tidak boleh mempersulit bangsa yang bertobat. Akan tetapi mereka harus menjauhkan diri dari makanan berhala, percabulan, daging binatang yang mati dicekik, dan darah.

Hal ini memperlihatkan adanya perbedaan pendapat di antara Para Rasul tentang praktik pelaksanaan sunat. Petrus dan Yakobus saling mengutarakan pendapat dan pemikiran mereka masing-masing tentang sunat. Namun, Para Rasul tetap mampu menerima perbedaan pendapat mereka tersebut. Sebab, mereka percaya bahwa yang terpenting bukan soal bagaimana teknis dan pelaksanaan dari sunat tersebut menurut versi dan pandangan masing-masing, melainkan kasih karunia Allah yang akan menyelamatkan seluruh umat manusia. Bacaan Kisah Para Rasul hari ini menegaskan demikian: “Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan seperti mereka juga” (Kis. 15:11).

Saat merenungkan ayat ini, Tuhan mengingatkan saya akan pengalaman hidup saya sehari-hari. Tidak jarang saya mengalami perbedaan pendapat dan pemikiran yang demikian dalam keluarga, masyarakat, dan Gereja. Saya pernah berbeda pendapat dengan adik saya tentang salah satu lagu Batak berjudul Boru Panggoaran yang sudah terkenal di negara Austria, Eropa. Bagi saya, hal ini merupakan prestasi yang luar biasa dan sangat membanggakan bagi bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat Batak pada khususnya. Sementara Adik saya justru malah mengatakan bahwa memalukan kalau kita hanya bangga dengan prestasi yang demikian, padahal masih banyak prestasi lain yang jauh lebih hebat dan bisa dibanggakan daripada hanya sekedar membanggakan Lagu Batak seperti Boru Panggoaran yang sudah terkenal di Austria. Hal ini membuat saya sempat marah kepada Adik saya karena saya merasa bahwa dengan berkata demikian itu sama saja dengan Adik saya memandang rendah dan tidak menghargai budaya kita sendiri, terkhusus Budaya Batak yang merupakan bagian dari Budaya Indonesia.

Akan tetapi saya tidak boleh menyalahkan Adik saya. Saya harus tetap menghormati pendapat Adik saya. Saya harus tetap menghargai pemikiran Adik saya. Tidak masalah kalau antara saya dan Adik saya berbeda pendapat seperti ini. Sebab, pada dasarnya setiap manusia memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Tentu saja antara saya dan adik saya juga demikian. Kami memiliki sifat dan karakter masing-masing yang berbeda satu sama lain. Akan tetapi, lewat perbedaan yang demikian, seharusnya saya dan adik saya bisa saling mengisi, saling melengkapi, dan saling menyempurnakan, serta saling mengasihi satu sama lain sebagai saudara kandung.

Saya belajar bahwa saya harus bisa menerima perbedaan pendapat. Hal ini berlaku juga dalam pergaulan saya di masyarakat, Gereja, dan lingkungan kerja saya. Saya harus mau menghormati pemikiran orang lain yang mungkin berbeda dengan saya. Saya harus menerima semua dengan dada yang lebar dan hati yang lapang. Memang tidak mudah, tapi saya tidak menyerah dan tetap berusaha melakukannya. Sebab, saya percaya Tuhan pasti mampukan saya.

Lewat pengalaman ini, saya sadar bahwa saya harus belajar dari Para Rasul. Mereka mampu menjalankan pelayanan mereka dengan luar biasa, sekalipun kadang ada perbedaan pendapat dan pemikiran di antara mereka. Seperti Para Rasul, saya pun tidak boleh kecewa, marah, sakit hati, dan dendam kepada orang lain yang berbeda pendapat dengan saya.

Sebalikinya, saya juga harus tetap bersukacita di dalam Tuhan. Sebab, saya percaya akan janji Tuhan yang indah bagi saya dalam Injil hari ini: “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh” (Yoh. 15:11).

Kiranya saya bisa lebih menghormati dan menerima perbedaan pendapat dan pemikiran orang lain, serta tetap mengasihi sesama dalam setiap perbedaan yang ada. Amin.

Penulis

2 Responses

  1. Terimakasih renungan hari ini, Bro Karl… Berbeda pendapat boleh, jangan sampai menghilangkan kasih dan persatuan. Malah bisa memperkaya. Dalam Tuhanpun kita bisa berbeda2 dan memang Tuhan terus mengizinkan perbedaan bukan keseragaman. Semuanya adalah kesatuan dalam Kristus. Dalam kasih karuniaNya kita semua bs diselamatkan. Amin🙏😇

  2. Terima kasih banyak,Mbak,atas komentar,arahan,nasihat dan masukannya. Tetap semangat dan setia melayani Tuhan,Mbak. Selamat Pagi,Selamat Beraktivitas,Mbak. Tuhan Memberkati,Bunda Mendoakan! 🙏😇

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *