Renungan dari Bacaan Kisah Para Rasul 16 : 22 – 34 dan Yohanes 16 : 5 – 11 “Tetapi, benar yang Kukatakan ini kepadamu: lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penolong itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jika aku pergi, aku akan mengutus Dia kepadamu.” (Yoh. 16: 7). |
Perpisahan selalu mendatangkan kesedihan atau luka yang mendalam bagi orang-orang yang ditinggalkan atau pun yang meninggalkan. Perpisahan juga menunjukkan bahwa saat-saat kebersamaan itu akan berakhir, dan akan tinggal menjadi kenangan. Begitu pun yang dirasakan oleh para rasul ketika mengetahui mereka akan berpisah dengan Yesus.
Para rasul telah mendengar nubuat tentang penderitaan-Nya, tetapi mereka tidak dapat menerimanya. Mereka masih menyangkal dan berharap nubuat itu tidak akan terjadi. Oleh karenanya,Yesus merasa perlu untuk menyiapkan mereka dengan menjelaskan mengapa Iaharus pergi. “Tetapi, benar yang Kukatakan ini kepadamu: Lebih beguna bagi kamu jika aku pergi. Sebab, jikalau aku tidak pergi, Penolong itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” (Yoh. 16: 7).
Kita menyadari bahwa kepergian orang yang kita cintai terasa menyedihkan, namun pemahaman tentang alasan ia pergi, akan membantu kita mengatasi rasa sakit karena kehilangan.Yesus menyadari ketergantungan para rasul pada diri-Nya, juga rasa takut mereka ketika Dia benar-benar meninggalkan mereka. Karena itu, Dia berusaha meyakinkan mereka bahwa kepergian-Nya adalah keuntungan bagi mereka yang tidak hanya bersifat sementara tetapi juga untuk jangka waktu yang panjang. Kepergian-Nya dan pencurahan Roh kudus akan membuat mereka menjadi lebih berani dan siap untuk memikul tanggung jawab yang Ia berikan, yakni mewartakan Kabar gembira bagi banyak orang.
Yesus juga menegaskan pentingnya kehadiran Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu. Pertama, kehadiran Roh Kudus memampukan kita untuk insaf akan dosa-dosa kita. Dosa karena ketidak percayaan akan Yesus. Tanpa menyadari bahwa kita orang berdosa kita tidak akan merasa membutuhkan seorang penyelamat. Kedua, kehadiran Roh Kudus juga memampukan kita untuk mengetahui kebenaran sejati, yaitu tentang Yesus Kristus. Dengan kebangkitan-Nya, Yesus menunjukkan kepada kita bahwa Ia diutus oleh Bapa untuk karya penyelamatan. Kini, dengan Kembali kepada Bapa Ia menegaskan bahwa Ia dan Bapa adalah satu. Ketiga, dengan kedatangan Roh Kudus kita akan menyadari bahwa menolak Yesus berarti kita sudah dikutuk. Dengan menolak ajaran Yesus berarti kita telah memilih untuk tetap hidup
dalam dosa, artinya, kita telah memilih jalan penghakiman bagi diri kita sendiri. Kita telah mengutuk diri kita sendiri. Penghakiman akan terjadi dan telah terjadi pada saat kita menolak Yesus. Dengan tidak menerima yesus dalam hidup kita, kita merampas kebenaran itu dari hidup kita. Pada akhirnya, bukan Allah yang menghukum kita, tetapi kita telah menghukum diri kita sendiri, sebab kita memilih melawan Allah.
Sudahkah kita berjumpa dengan Roh Kudus, Sang Penolong? Marilah kita mohon kehadiran Roh Kudus-Nya agar Ia memampukan kita mengakui keterbatasan dan kelemahan kita, dan membuat kita semakin mengenal Yesus secara lebih mendalam sebagai utusan Bapa, dan memotivasi kita untuk hidup secara benar sesuai ajaran Yesus serta menjadi pewarta kebenaran yang handal seperti Paulus dan Silas.
Penulis

