Renungan dari Bacaan 2 Korintus 11:18-30 dan Matius 6:19-23. “Kumpulkanlah bagimu harta di surga, yang tidak dirusak oleh ngengat dan karat” (Mat. 6:20) |
Yesus mengingatkan kita dalam Matius 6:19-23 agar tidak mengumpulkan harta di bumi, tetapi di surga. Harta yang paling berharga bukanlah materi, prestasi, atau pengaruh, melainkan Kerajaan Surga itu sendiri. Inilah visi hidup kita: bersatu dengan Allah dalam kasih dan kekudusan yang kekal.
Namun, visi tanpa langkah konkret akan hampa. Maka, misi hidup kita adalah bagaimana mengumpulkan harta surgawi itu dalam keseharian: lewat doa, pelayanan, pengorbanan, dan kasih yang nyata kepada sesama. Fokus hidup kita harus diarahkan kepada Kristus, yang menjadi teladan dan tujuan kita.
Saat kita mengikuti Dia, kita sedang berjalan menuju visi dan melaksanakan misi hidup yang sejati.Namun, dunia sering memutarbalikkan nilai. Dunia memandang sukses sebagai kekuasaan, kenyamanan, dan kehormatan. Paulus dalam 2Korintus 11 menunjukkan hal yang sebaliknya. Ia bermegah dalam kelemahannya, karena di sanalah ia paling bergantung pada Tuhan.
Baginya, penderitaan demi Kristus bukanlah kegagalan, melainkan bagian dari jalan menuju kekayaan sejati—persatuan dengan Allah. Itulah strategi ilahi untuk mencapai visi dan misi kekal kita.Renungan ini mengajak kita untuk bertanya dengan jujur: Apakah saya melihat pekerjaan, kekayaan, atau pencapaian saya sebagai berkat untuk dibagikan, atau sebagai beban yang membuat saya makin jauh dari rasa cukup?
Penulis

