DIBERKATI UNTUK MEMBERKATI ( 22 Juni 2025 )

Renungan hari ini dari bacaan Kejadian14:18-20 dan Lukas 9:11b-17. “Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu.” (Kejadian 14:19)


Hari ini kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Perayaan Ekaristi hari ini terasa lebih meriah karena kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus sekaligus penerimaan komuni pertama bagi anak-anak yang telah berusia 10 tahun.

Bacaan I dari Kitab Kejadian hari ini menceritakan tentang Melkisedek yang membawa roti dan anggur untuk memberkati Abram yang baru kembali dari kemenangannya atas beberapa raja. “Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu” (Kej 14:19b-20a). Melkisedek memimpin umat sebagai Imam Agung untuk mempersembahkan kurban keselamatan. Ia menerima persembahan Abram. Abram akan mematuhi perintah Allah dan Allah akan memberikan keselamatan bagi Abram dan keturunannya. Allah berjanji bahwa keturunan Abram akan menjadi bangsa yang besar.

Tuhan Yesus juga mempersembahkan kurban demi keselamatan seluruh umat manusia, bukan hanya bangsa Israel saja, melainkan semua bangsa. Ia menggunakan tubuh dan darah-Nya sendiri sebagai kurban. Hal tersebut digambarkan dalam Bacaan Injil hari ini. “Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semua makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul” (Luk 9:16-17).

Inilah yang membuat persembahan Yesus menjadi sangat spesial.
Kita semua diundang untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus itu, serta mengikatkan diri dalam perjanjian baru dengan Bapa di Surga. Setelah ini tidak akan ada lagi perjanjian yang lebih baru.
Perjanjian dengan Bapa melalui perantaraan Yesus adalah yang terbaru dan terakhir.

Ekaristi merupakan peristiwa Tuhan menunjukkan kemurahan hati-Nya. Ia memberi diri dan hidup-Nya untuk kita. Bahkan saat banyak orang mengalami kelaparan dan ketiadaan makanan, Ia melakukan mukjizat penggandaan roti dan ikan untuk diberikan kepada umat-Nya. Karena Hati Tuhan selalu tergerak oleh belas kasihan. Hidup kita bermakna jika kita diberkati untuk memberkati. Maka kita selalu ada waktu untuk memberi. Memberi selalu berhubungan dengan kemurahan hati. Orang yang baik hati selalu memiliki kehendak untuk menjadi pribadi yang berguna bagi sesama. Hati seperti itu bukanlah hati yang egois, melainkan hati yang berbelas kasih, tidak mementingkan diri, tidak sombong, dan tidak bermegah di atas ketidakberesan yang ada di sekitarnya. Ia selalu berkesempatan untuk berkontribusi demi kebaikan sesama.

Inilah salah satu wujud mengikuti Yesus. Mengikuti Yesus artinya melaksanakan yang sama seperti yang telah dilakukan Yesus.
Kita diharapkan mempersembahkan kurban ke hadapan Allah, demi kepentingan dan keselamatan orang lain. Kita diberkati oleh Allah untuk memberkati sesama. Kurban berasal dari milik kita, yang kita kurbankan dalam persembahan itu.
Misalnya ketika orang tua merelakan dan mendukung anak-anaknya untuk menjadi pastor, suster, atau bruder adalah wujud dari persembahan itu.
Terlibat dalam pelayanan tanpa pamrih adalah wujud lainnya. Sudahkah kita melakukannya? Mari kita berusaha agar hidup kita jadi berkat bagi sesama karena Allah sudah lebih dahulu mengasihi kita.

Penulis

satu Respon

  1. Terima kasih bapak , Renungan ini sangat mudah di terima,.

    Kemuliaan kepada bapa, dan putera, dan Roh Kudus …
    Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad…amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *