Renungan hari ini dari bacaan Yesaya 66:10-14c; Matius 18:1-5. “Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga” (Mat. 18:3). |
Ada pepatah yang berbunyi: “Kesederhanaan adalah kunci kebahagiaan.” Kalimat ini sederhana, tetapi sungguh mendalam. Coba kita perhatikan: anak kecil bisa bahagia hanya dengan mainan dari kardus, bisa tertawa lepas hanya karena mengejar kupu-kupu, bisa tidur nyenyak hanya karena dipeluk ibunya. Mereka tidak butuh kemewahan, tidak butuh pengakuan, tidak butuh kuasa. Yang mereka butuhkan hanyalah kasih dan rasa aman. Tetapi, bagaimana dengan kita orang dewasa? Semakin bertambah usia, sering kali kita justru kehilangan kesederhanaan itu. Kita merasa bahagia harus dengan barang baru, jabatan tinggi, atau pengakuan dari orang lain.
Dalam Injil hari ini para murid bertanya kepada Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Yesus memberi jawaban yang mengejutkan. Ia memanggil seorang anak kecil, menaruhnya di tengah, lalu berkata, “Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga” (Mat. 18:3). Dengan kata lain, Yesus ingin menegaskan bahwa kesederhanaanlah yang menyelamatkan dan membawa kita kepada kebahagiaan sejati. Bukan kedudukan atau kuasa. Bukan kemewahan dan tanpa kekurangan.
Yesus tidak menyuruh kita kembali menjadi anak-anak dalam umur, melainkan dalam hati. Anak kecil itu rendah hati, polos, dan penuh percaya. Ia mudah bersyukur, mudah tertawa, dan mudah melupakan kesalahan. Dalam diri anak kecil kita menemukan gambaran kesederhanaan yang murni yaitu dengan hati yang terbuka, tidak berpura-pura, dan tidak menuntut berlebihan.
Kesederhanaan membuat hati kita ringan. Orang yang sederhana tahu bahwa hidup adalah anugerah. Ia bisa menemukan sukacita dalam hal-hal kecil, merasa cukup walaupun tidak memiliki segalanya, dan melihat sesama bukan sebagai pesaing, melainkan sebagai saudara.
Dunia mungkin mengukur kebesaran dari harta, jabatan, dan kuasa, tetapi Yesus menegaskan bahwa kebesaran sejati justru ada dalam kerendahan hati. Dari kerendahan hati itulah lahir kebahagiaan yang tidak bisa dibeli dengan uang dan tidak bisa hilang sekalipun keadaan berubah.
Anak kecil adalah orang yang menyadari kelemahannya dan menggantungkan hidupnya pada orang dewasa. Sikap ini pula dibutuhkan oleh orang yang ingin menikmati Kerajaan Surga: menyadari bahwa dengan kemampuan sendiri tidak mampu meraihnya. Sebab, Kerajaan Surga itu anugerah, sehingga dengan rendah hati ia memasrahkan diri pada Tuhan dan mengandalkan Tuhan.
Hari ini Gereja merayakan Pesta Santa Teresia dari kanak-kanak Yesus. Teladan kerendahan hati ini nyata dalam diri Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus, yang akrab kita kenal sebagai Bunga Kecil. Ia tidak mencari kebesaran dengan karya besar yang mengagumkan, melainkan dengan jalan kecil: melakukan hal-hal sederhana dengan kasih yang luar biasa. Ia menemukan kekudusan dalam senyum, dalam doa, dalam pengorbanan kecil sehari-hari, dan dalam kesabaran menerima penderitaan. Baginya, kebahagiaan sejati tidak terletak pada hal-hal besar, melainkan dalam kasih yang murni kepada Allah dan sesama.
Kesederhanaan bukan hanya menyelamatkan, tetapi juga membawa kebahagiaan sejati. Semakin sederhana hati kita, semakin luas ruang bagi Allah untuk tinggal dan memberi damai.
Santa Teresia sendiri pernah berkata, “Jalan kecilku adalah melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.” Semoga jalan kecil ini juga menjadi jalan kita menuju keselamatan dan kebahagiaan bersama Allah.
Penulis


satu Respon
**mind vault**
mind vault is a premium cognitive support formula created for adults 45+. It’s thoughtfully designed to help maintain clear thinking