Berani Mengaku Dosa ( 3 Oktober 2025 )

Renungan hari ini dari bacaan Barukh 1:15-22; Lukas 10:13-16. “Kami telah berdosa terhadap Tuhan”. (Bar. 1:17)

Kisah nyata berikut ini mengajak kita merenungkan kasih dan pertobatan dalam hidup. Ada seorang pria yang dulu hidup jauh dari Tuhan, terjerat dalam kebiasaan buruk dan menutup hati terhadap panggilan pertobatan. Suatu saat, ia jatuh sakit parah, kehilangan harapan, dan merasa seolah segalanya runtuh. Dalam keputusasaan itu, dengan air mata dan hati yang hancur, ia berteriak memohon pertolongan Allah, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Seorang imam datang memberinya Sakramen Pengurapan Orang Sakit, lalu mengajaknya untuk mengaku dosa dan menerima Ekaristi dengan iman yang baru. Saat itu, hatinya mulai berubah, ia menemukan kedamaian dan terang baru yang selama ini dicari. Ia berkata, “Aku akhirnya menemukan rumah sejati dalam kasih Allah.” Kisah ini mengingatkan kita: tidak ada hati yang terlalu jauh untuk dijangkau oleh kasih dan rahmat Allah.

Kitab Barukh mengajak kita untuk jujur melihat diri: mengakui dosa dan kesalahan karena kerap melupakan Tuhan dan mengikuti hawa nafsu yang menyesatkan. Bangsa Israel sadar akan dosa mereka dan memohon ampun. Kita pun kerap gagal setia, tetapi Allah menunggu kita untuk bertobat, menyambut dengan kasih yang tak berkesudahan.

Yesus dalam Injil Lukas menegaskan bahwa menolak panggilan pertobatan itu sangat berbahaya. Kota-kota yang menolak para rasul juga menolak Kristus sendiri dan Allah yang mengutusnya. Pesan ini bukan hanya untuk mereka, tetapi juga untuk kita yang menerima firman hari ini. Apakah kita membuka hati untuk mendengarkan ajaran-Nya? Ataukah kita menolak dan menutup diri?

Di tengah panggilan itu, Sakramen Ekaristi menjadi sumber kekuatan bagi kita. Dalam Ekaristi, Kristus hadir nyata, memberi kita makanan rohani yang memperbaharui hidup dan iman. Dengan menerima Tubuh dan Darah-Nya dengan hati yang bersih dan penuh penyesalan, kita diperkokoh untuk meninggalkan dosa dan hidup seturut kehendak Allah. Ekaristi adalah tangan kasih Tuhan yang menyelamatkan dan membaharui jiwa kita.

Saudara-saudari, pertobatan sejati bukan sekedar kata, tapi kehidupan baru yang nyata. Ini adalah undangan untuk meninggalkan segala kedurhakaan dan mengikat diri pada kasih Allah yang membawa damai dan sukacita. Mari kita seperti pria dalam cerita tadi: dari keterasingan dan dosa, menemukan kembali rumah sejati dalam Tuhan.

Hari ini, mari bertanya pada diri: Sudahkah hatiku terbuka untuk bertobat dan menerima rahmat Tuhan? Apakah aku mau hidup dalam terang firman dan kuasa Ekaristi? Jangan menunda pertobatan, karena saat ini juga rahmat Allah tersedia mengubah hidup.Marilah kita menerima Tuhan dengan hati yang tulus, mengakui segala kekurangan, dan dipenuhi Roh Kudus untuk hidup dalam kesetiaan dan kasih. Mari jadi saksi Kristus yang membagikan kabar sukacita agar semakin banyak jiwa berbalik pada Allah.Tuhan menunggu dengan tangan terbuka penuh kasih. Jangan takut datang kepada-Nya. Inilah waktu untuk benar-benar berbalik kepada Allah, yang mengasihi kita tanpa syarat.

Kiranya damai Kristus menyertai kita semua, sekarang dan selamanya. Amin

Penulis
Bible Learning Loving The Truth

satu Respon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *