Renungan hari ini dari bacaan Yunus 3:1-10; Lukas 10:39-42 “Maria telah memilih bagian terbaik yang tidak akan diambil dari dia” (Luk. 10:42). |
Ada seorang anak muda bernama Andi. Ia mempunyai sahabat dekat sejak SMP. Mereka selalu bersama: belajar Bersama-sama, main bola Bersama-sama, bahkan mereka biasa curhat tentang banyak hal. Namun, setelah masuk kuliah, Andi sangat sibuk. Ia terlibat dalam banyak organisasi, tugas kuliahnya menumpuk, dan hampir setiap hari waktunya habis untuk rapat dan aktivitas kampus. Lama-lama, Andi jarang sekali bertemu dengan sahabatnya. Bahkan ketika sahabat itu mencoba menghubungi, Andi sering menjawab singkat atau menunda membalas pesannya. Hubungan yang dulu akrab mulai terasa jauh, bukan karena sahabat itu pergi, tetapi karena Andi sendiri jarang meluangkan waktu.
Injil hari ini juga bicara tentang persahabatan, yakni persahabatan dengan Yesus. Diceritakan bahwa saat Yesus datang ke rumah Marta dan Maria, Marta sibuk sekali menyiapkan banyak hal. Sementara Maria duduk diam di dekat kaki Yesus, mendengarkan-Nya. Marta merasa keberatan, lalu minta Yesus menegur Maria. Tetapi, Yesus berkata, “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil darinya.”
Dari kisah Injil ini kita belajar bahwa Yesus tidak melarang kita bekerja, melayani, atau sibuk. Semua itu baik dan perlu. Tetapi, Yesus menekankan bahwa yang paling penting adalah menyediakan waktu untuk mendengarkan Dia. Artinya, dalam hidup kita, doa, mendengarkan firman, dan membangun relasi dengan Tuhan harus menjadi dasar dari segala kesibukan kita. Kesibukan tanpa mendengar Tuhan bisa membuat hati kita gelisah, seperti Marta. Selain itu teks Yunus 3:1-10 menambahkan pesan penting. Nabi Yunus diutus ke Niniwe untuk menyerukan pertobatan. Apa yang terjadi? Seluruh penduduk Niniwe, mulai dari yang kecil sampai raja, benar-benar menanggapi pewartaan itu. Mereka berpuasa, mengenakan kain kabung, dan meninggalkan perbuatan jahat. Mereka tidak hanya mendengarkan kata-kata Yunus, tetapi sungguh-sungguh bertobat. Karena itulah Allah berbelaskasihan dan membatalkan hukuman.
Dari kedua bacaan hari ini kita belajar bahwa mendengarkan Yesus, seperti Maria, harus diikuti dengan pertobatan nyata, seperti orang Niniwe. Sebab, tidak cukup kita hanya duduk diam, melainkan juga harus bangkit dan berubah.
Pertanyaannya, apa yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjukkan bahwa kita bangkit? Pertama, kita diajak untuk menyediakan waktu khusus setiap hari untuk berdoa dan membaca Kitab Suci. Kedua, kita diajak untuk bertobat secara sungguh-sungguh dengan meninggalkan kebiasaan buruk yang sering kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya mudah marah kepada orang lain. Ketiga, kita diajak untuk tetap aktif dan bersemangat dalam tugas maupun pelayanan, tetapi dengan hati yang berakar pada doa, sehingga kesibukan kita tidak membuat kita kosong.
Maka dari itu saudara saudari yang terkasih, dari kedua bacaan hari ini kita diajak untuk meluangkan waktu mendengarkan Yesus seperti Maria, sebab dari situlah hati kita menemukan damai yang sejati. Tetapi kita tidak berhenti hanya pada mendengar, melainkan juga menanggapi dengan pertobatan nyata seperti orang Niniwe, yang sungguh-sungguh berubah dalam sikap dan tindakan sehari-hari. Dengan demikian, hidup kita menjadi seimbang: tetap aktif dan semangat seperti Marta, tetapi juga berakar dalam doa dan pertobatan, sehingga kehadiran kita sungguh menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan Yesus Memberkati kita semua. Amin.
Penulis


satu Respon
**mind vault**
mind vault is a premium cognitive support formula created for adults 45+. It’s thoughtfully designed to help maintain clear thinking