Di sudut kota Yogyakarta, di sebuah rusun kecil yang mulai dimakan waktu, seorang lansia duduk sendiri di ruangannya. Kami menjemput Ibu Gunardi dengan sabar dan tulus.
Hari ini, beban kehidupan Ibu Gunardi akan sedikit kami pikul bersama. Sebuah keputusan telah diambil. Tim relawan Loving The Truth bersama Dr. Paskalis Edwin datang, mengetuk pintu, membawa kabar bahwa akan ada tempat yang lebih aman, lebih nyaman untuknya. Sebuah tempat di mana ia tak lagi harus menghadapi sepi seorang diri. Perjalanan ini bukanlah perjalanan yang mudah.
Di dalam mobil, Ibu Gunardi hanya diam, memandangi jendela. Jalanan kota yang pernah ia lalui setiap hari kini terasa asing. Hatinya berusaha menerima kenyataan, meski luka karena ditinggalkan tak bisa disembunyikan.
Setibanya ditempat tersebut, udara terasa lebih hangat. Para lansia lainnya menyambutnya dengan senyum. Ada yang tertawa kecil, ada yang memegang tangannya dengan lembut, seolah berkata, “Kamu tidak sendiri. Kami ada di sini.”
Perlahan Ibu Gunardi mulai menemukan arti baru dalam hidupnya. Tidak lagi sendirian. Tidak lagi menunggu dalam kesepian. Di sini, ada teman untuk berbagi cerita, ada tangan yang siap membantu kapan saja.
Tapi kisah ini bukan hanya tentang Ibu Gunardi. Masih banyak di luar sana, para orang tua yang terlupakan, yang butuh uluran tangan, yang butuh kehangatan yang mungkin tak lagi mereka dapatkan dari keluarga sendiri.
Bukankah kisah ini bisa mengetuk pintu hati kita? Bagaimana bisa kita belajar kitab suci tanpa ada aksi nyata yang bisa dirasakan sekitar kita? Kita diajarkan tidak hanya menjadi terang dan garam. beragam cara Tuhan tunjukkan bagaimana kita bisa membantu sesama kita.
“Jika ada di antaramu orang miskin, salah seorang saudaramu di salah satu kotamu, di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau menegarkan hati ataupun menutup tangan terhadap saudaramu yang miskin itu. Sebaliknya, engkau harus membuka tangan lebar-lebar baginya dan memberi pinjaman kepadanya dengan limpahnya, cukup untuk keperluannya, seberapa pun yang diperlukan.” Ulangan 15:7-8
Kita bisa menjadi bagian dari perubahan. Kita bisa menjadi harapan bagi mereka yang masih menunggu. Jika Anda ingin membantu, jika Anda ingin menjadi cahaya bagi mereka yang hampir padam, mari bergandengan tangan.
Bersama, kita bisa membuat dunia ini lebih hangat… satu hati pada satu waktu.
Penulis
