Akulah Dia (8 April 2025)

Renungan dari Bacaan Bilangan 21: 4-9 dan Injil Yohanes 8:21-30
Maka kata Yesus: “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. (Yohanes 8 : 28)

Ketika kita ditanya “percayakah kita kepada Yesus??”, dengan keyakinan penuh kita akan menjawab “percaya”. Pernahkah kita merenungkan kembali: Sungguhkah kita mengenal Yesus yang kita percayai?? Sebagai orang yang percaya kita tidak boleh puas hanya tahu tentang Yesus. Kita harus berusaha mengenal-Nya lebih dalam lagi dan memahami kehendak-Nya, sehingga kita dapat sungguh percaya dengan segenap hati.

Orang Yahudi sangat percaya akan Allah. Mereka menjaga ajaran dengan ketat dan peraturan kehidupan yang diatur oleh Taurat, sehingga kehadiran Yesus sangat mengusik mereka. Padahal Yesus diutus Allah untuk menyelamatkan mereka yang mau percaya kepada-Nya.

“Yesus berkata lagi kepada mereka, ‘Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan matidalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang’” (Yoh.8:21).Perkataan Yesus disalahartikan oleh orang Yahudi. Mereka mengira Yesus akan bunuh diri!! Lalu Ia menyatakan kepada mereka bahwa Ia berasal dari atas, bukan dari bawah (Yoh. 8:22) yang berarti “Aku bukan dari dunia…” Aku datang untuk melaksanakan karya penyelamatan-Nya bagi umat manusia yang berasal dari bawah (orang berdosa) dan akan kembali kepada Bapa di surga, jika semua tugas-Ku sudah selesai. “Akulah Dia yang menghapus segalaa pelanggaranmu” (Yes. 43:25), yaitu Allah penyelamat, Mesias.

Orang berdosa adalah orang yang tidak percaya kepada-Nya dan dosa apa pun bentuknya akan mengakibatkan kematian, yang berarti tidak memiliki persekutuan dengan Yesus.

Pesekutuan dengan Yesus dapat tercipta hanya melalui iman kepada-Nya, bukan karena hal baik atau pun hebatnya moral dan spiritual kita. Tanpa percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, manusia tetap berada di dalam dosa.

“Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku (Yohh. 8:28). Melalui peristiwa penyaliban-Nya terungkap jelas bahwa Ia adalah Mesias, Anak Allah. Di luar salib manusia tidak dapat mengenal kedalaman ke-Allah-an Yesus.

Manusia tidak dapat memperoleh harapan kasih Allah yang menyelesaikan dosa manusia. Ketika Ia ditinggikan melalui salib-Nya barulah kita menyadari betapa Ia sungguh sangat mencintai kita. Seperti Bangsa Israel yang dipagut ular di padang gurun, diselamatkan karena memandang ular tembaga yang ditinggikan pada sebuah tiang oleh Musa (Bil. 21:7-8), demikian setiap orang diselamatkan karena memandang dengan iman Dia yang ditinggikan di atas salib (lih. Yoh. 3:14).

Hanya ada satu jalan keselamatan yaitu memiliki iman pada Yesus dan menerima karya salib-Nya. Dengan iman itu kita akan bersatu dengan Bapa. Tuhan Yesus memberkati.

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *