Renungan dari bacaan Kis 15 : 22 – 31 dan Yohanes 15 : 12 – 17 “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”Yohanes 15:12 |
Dalam Firman Tuhan dari Injil Yoh. 15 tentang Pokok Anggur yang benar, Yesus juga memberi perintah untuk saling mengasihi (ay. 12 ). Sebab, seperti Bapa telah mengasihi Anak, demikian juga Anak telah mengasihi kita dan itu dibuktikan-Nya, sebagai puncaknya, dengan rela mati untuk menebus dosa kita. Itulah bukti bahwa kasih Allah begitu besar hingga Ia mengutus Anak-Nya untuk mendamaikan manusia dengan diri-Nya. Dikatakan oleh Yesus tinggallah dalam kasih-Ku itu (ay. 9), dengan cara mengikuti perintah-perintah-Ku, kamu akan tinggal dalam kasih-Ku seperti Aku menuruti perintah Bapa dan Aku tinggal dalam kasih-Nya (ay. 10).
Inilah perintahKu “Supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu” (Ay. 12).Perintah untuk saling mengasihi mengandung makna mendalam di mana kita diajak mempunyai hubungan yang intim dengan Bapa maupun Anak sehingga layaknya seorang sahabat, bukan lagi sebagai hamba. Sebab, hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku (ay. 15 ). Membangun hubungan yang intim dengan Allah sepertinya tidak semudah yang kita pikirkan. Kita harus mempunyai kenyakinan bahwa Allah adalah kasih, Allah yang menyelamatkan, Allah yang memberi damai dan sukacita.
Kita harus dapat menguasai diri kita dengan keyakinan tersebut dan selalu mau meningkatkan iman kita dengan banyak belajar, berdoa, dan peka terhadap sesama untuk saling mengasihi apa pun pergulatan hidup kita. Kita mempunyai sahabat yang selalu setia meyertai kita untuk melewati badai sebesar apa pun. Kita telah dipilih oleh Tuhan agar menghasilkan buah dan buah itu tetap. Dari sebab itu kitapun harus siap diutus seperti Santo Paulus dan Barnabas untuk memberitakan kerajaan Allah di Antiokia (Kis. 15 : 22 – 31). Kita belajar dari mereka dan selalu mempelajari firman Tuhan yang menguatkan.
Selain itu kita perlu terus menggalinya agar kita semakin memahami siapa Allah dan merefleksikannya dalam hidup kita masing-masing dengan mewartakan kasih Tuhan di lingkungan, komunitas, atau dimana pun kita dapat menjadi saksi kristus. Semoga kita semakin merasakan kedekatan dengan Tuhan dan selalu dapat membuka hati dan pikiran kita hanya untuk Tuhan. Sebab, hanya melalui Dialah kita akan sampai kepada Bapa. Semoga kita selalu mengupayakan kebenaran karena kebenaran akan memerdekakan kita (Loving The Thruth)
Penulis

