Biarkan Anak-Anak Datang Kepada-Ku (1 Maret 2025)

Renungan dari Bacaan Sirakh 15 : 5 – 7 dan Markus 10 : 13 – 16
Markus 10:14 “Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: ‘Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.’”

Dalam Markus 10:13-16, Yesus menunjukkan kasih-Nya kepada anak-anak kecil yang datang kepada-Nya. Ketika murid-murid menghalangi mereka, Yesus menegur dan berkata, “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.”

Perkataan Yesus ini menegaskan bahwa Kerajaan Allah bukan untuk mereka yang mengandalkan kekuatan atau kebijaksanaan duniawi, tetapi untuk mereka yang memiliki hati seperti anak kecil—tulus, percaya penuh, dan tanpa kepura-puraan.

Saya mengandaikan bacaan tersebut dalam sebuah kisah. Ada Seorang anak kecil bermain di taman bersama ayahnya. Saat hujan tiba-tiba turun, ia tidak panik atau lari mencari tempat berteduh, tetapi dengan tenang menggenggam tangan ayahnya. Ia yakin bahwa selama ayahnya ada di sisinya, semuanya akan baik-baik saja.

Di sisi lain, seorang pria dewasa yang juga berada di taman segera mengeluh karena pakaiannya basah dan rencananya terganggu. Ia lebih memilih mengandalkan dirinya sendiri dan merasa kesal dengan situasi yang tak bisa ia kendalikan.

Kisah ini mencerminkan bagaimana kita sering kali menghadapi kehidupan. Apakah kita seperti anak kecil yang percaya kepada Tuhan, atau seperti pria dewasa yang hanya mengandalkan dirinya sendiri?

Yesus mengundang kita untuk memiliki iman yang sederhana dan percaya penuh kepada-Nya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi ketakutan, kecemasan, dan godaan untuk mengandalkan kekuatan sendiri. Namun, Tuhan ingin kita datang kepada-Nya dengan kepercayaan penuh, seperti seorang anak yang berlari ke pelukan ayahnya tanpa ragu.

Hari ini, mari kita belajar untuk lebih berserah kepada Tuhan. Jangan biarkan kesombongan atau ketidakpercayaan menghalangi kita untuk mengalami kasih-Nya. Mulailah dengan doa yang sederhana dan tulus, membaca firman-Nya dengan hati terbuka, dan menjalani hari dengan keyakinan bahwa Tuhan selalu menyertai kita. Seperti seorang anak yang percaya pada ayahnya, mari kita belajar mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan.

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *