Doa Untuk Bangsa (13 Maret 2025)

Renungan dari Bacaan Ester 4 : 10a, 10c – 12,17 – 19 dan Mat 7 : 7 – 12
“Tolonglah aku yang seorang diri ini, yang tidak mempunyai seorang pun selain dari Engkau, ya Tuhan” (T. Est. C:19).

Ada seorang gadis bernama Linda. Ia sedang mengikuti KKN (Kuliah Kerja Nyata) di satu kampung. Masyarakat di kampung itu masih hidup di bawah garis kemiskinan dan banyak anak di sana yang tidak bersekolah karena harus membantu orang tuanya bekerja. Selama mengikuti KKN, Linda tinggal di rumah warga setempat. Kondisi rumah tempat Linda tinggal selama di sana sangat memprihatinkan. Atapnya bocor, lantainya terbuat dari semen, tidak ada televisi, tidak ada kasur, makanan sederhana, kamar tidur pun sederhana. Kamar mandinya berpenutup hanya setinggi leher orang dewasa dan beratapkan langit, sehingga Linda harus selalu mengenakan kain sarung dan rok lipatan secara selang-seling penutup aurat saat mandi.

Melihat hal itu Linda merasa sangat sedih. Ia ingin anak-anak di kampung tersebut bisa mengenyam pendidikan sampai ke tingkat perguruan tinggi seperti dirinya. Sepulang dari KKN Linda berdoa memohon petunjuk Tuhan apa yang bisa ia lakukan untuk membantu anak-anak di kampung tersebut agar bisa sekolah.

Tuhan pun menjawab doa Linda. Setiap hari Linda rutin menyisihkan uang sakunya untuk ditabung. Linda menceritakan keadaan anak-anak di kampung tempatnya KKN kepada kedua orang tuanya dan dengan senang hati mereka mendukung Linda dengan ikut serta mengumpulkan uang untuk membantu pendidikan anak-anak di sana. Akhirnya uang tabungan Linda ditambah dengan uang yang dikumpulkan oleh kedua orang tua Linda berjumlah cukup banyak dan disumbangkan untuk membiayai pendidikan anak-anak di kampung tempat Linda KKN

Linda juga berkomitmen untuk lebih rajin belajar agar lulus kuliah tepat waktu. Harapannya setelah lulus kuliah Linda bisa segera mendapatkan pekerjaan yang baik dan nanti sebagian dari penghasilannya akan didonasikan untuk membantu anak-anak di kampung itu. Linda berdoa kepada Tuhan agar anak-anak di kampung tempatnya KKN bisa sekolah, tetapi Tuhan memakai Linda menjadi perpanjangan tangan-Nya untuk membantu anak-anak di sana.

Kita bisa belajar dari iman Ratu Ester dalam bacaan kitab Ester hari ini (T.Est C:10a.10c-12.17-19). “Ratu Ester pun berlindung pada Tuhan dalam bahaya maut yang menyerang dia. Maka mohonlah ia kepada Tuhan, Allah Israel” (T.Est C:10a.10c). Ia berkebangsaan Yahudi. Suatu ketika, ada konflik antara Mordekhai, salah seorang pegawai di istana Raja Ahasyweros, raja Persia (T.Est A:2) dengan Haman, seorang pembesar di istana Raja itu (T.Est A:17; Est 3:1). Haman merasa sakit hati dan ingin membunuh Mordekhai beserta seluruh Bangsa Yahudi (T.Est A:16-17; Est 3:5-6). Mendengar hal itu Ester, yang diasuh Mordekhai sejak kecil (Est 2:7),  merasa sangat sedih.

Ia ingin menolong, tetapi menghadapi dilema. Kalau ia menghadap raja, padahal tidak dipanggil, ia bisa mendapat hukuman mati (Est. 4:11). Namun, kalau ia tidak menghadap raja, rencana Haman akan teralisir karena Haman telah berhasil mempengaruhi Raja Ahasyweros untuk melaksanakan niat jahatnya (Est. 3:8-13; T.Est. B:1-7). Dalam situasi dilematis itu, Ester berdoa memohon kepada Tuhan demikian: “Tetapi selamatkanlah kami ini dengan tangan-Mu, dan tolonglah aku yang seorang diri ini, yang tidak mempunyai seorang pun selain dari Engkau, ya Tuhan” (T. Est. C:19). “Ingatlah, ya Tuhan, dan hendaklah menampakkan diri-Mu di waktu kesesakan kami. Berikanlah kepadaku keberanian, ya Raja para allah dan Penguasa sekalian kuasa!” (T. Est C:17). “Taruhlah perkataan sedap di dalam mulutku terhadap singa itu dan ubahkanlah hatinya sehingga menjadi benci kepada orang yang memerangi kami, supaya orang itu serta semua yang sehaluan dengannya menemui ajalnya” (T. Est. C:18).

Akhirnya Ester berani menghadap raja untuk membela bangsanya yang difitnah dan tertindas. Ia datang dengan merendahkan diri dan dengan tutur kata yang sopan dan simpatik (T. Est. D:8). Pada saat itulah hati raja diubah oleh Allah menjadi lemah lembut (T. Est. D:5). Ia mengabulkan permohonan Ester (Est 8:7-8): tidak jadi membinasakan Bangsa Yahudi (Est. 8:11-12; T. Est. E:17-18). Ester berdoa kepada Tuhan, dan Tuhan memakai dia menjadi perpanjangan tangan-Nya untuk menyelamatkan Bangsa Yahudi. 

Tuhan Yesus menegaskan dalam Mat 7:7-12 bahwa yang terpenting dalam doa adalah kita meminta yang baik menurut kehendak Tuhan, yaitu yang membuat kita setia kepada-Nya serta semakin baik di hadapan Allah dan sesama. “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena, setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan” (Mat. 7:7-8).

Apakah setelah kita mendapatkan semua yang kita doakan kita tetap setia kepada Tuhan, semakin baik di hadapan Allah dan sesama, dan setiap tindakan kita senantiasa memuliakan Allah? Doa kita dikabulkan oleh Tuhan bukan supaya kita mendapatkan kesenangan, melainkan supaya kita berjuang untuk setia kepada-Nya.

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *