Iman Yang Mengalahkan Dunia (9 Januari 2025)

(Renungan dari Bacaan 1 Yohanes 4 : 19 – 5 : 4, Lukas 4 : 14 – 22a)

Kata-kata Yesus sungguh menggetarkan ketika Ia membaca kitab Nabi Yesaya, “Roh Tuhan ada pada-Ku, …. Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan” (Luk. 4:18). Ajaran-Nya lebih menggetarkan lagi ketika Ia berkata “Pada hari ini genaplah nas ini ketika kamu mendengarkannya” (Luk. 4:21). Pembebasan dari tahanan, siapa yang tidak mendambakannya? Bukankah penjara atau rumah tahanan merupakan tempat yang menyesakkan. Bagi sebagian orang, termasuk saya, tempat itu menyeramkan. Itulah tempat sekumpulan orang yang dinyatakan bersalah dan perlu mendapat binaan. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian. Dalam beberapa kasus, orang terpaksa masuk ke sana karena terseret dan terjebak.

Apakah kabar baik yang disampaikan Yesus benar-benar suatu kenyataan? Bagaimana kita bisa melihatnya sebagai sesuatu yang benar-benar nyata? Dalam suatu kunjungan, saya menyaksikan bahwa sesungguhnya Tuhan tidak membiarkan anak-anak-Nya berjalan di dalam lembah kekelaman sendirian. Namun, diperlukan keberanian diri untuk melangkah, berproses dan menemukan bahwa Tuhan sudah mempersiapkan segalanya dan menunggu di penghujung jalan. Sikap terbuka pada uluran tangan sesama akan menuntun pada pengalaman kasih Tuhan melalui sesama di dalam sana, yang merangkul dan menguatkan. Tidak ada yang lebih mengerti situasi mereka, selain sesama yang ada di sana. Di pihak lain, perlu penghormatan setinggi-tingginya untuk para aktivis berbagai gereja yang setia datang melayani. Mereka adalah sesama yang lain,  kepanjangan tangan Tuhan yang memberitakan kabar gembira bagi para tawanan, yang terpuruk, terpinggirkan, terlupakan, dan yang dipandang hina. Mereka telah menghadirkan harapan dan penghiburan. Mereka sungguh telah mewujudkan tindakan kasih kepada sesama. Tindakan kasih mereka menular kepada sesama yang dilayani, sehingga mereka juga belajar saling menguatkan, supaya terhindar dari godaan dunia, keputus-asaan dan tindakan sia-sia.

Sesungguhnya, kabar Gembira Luk. 4:14-22a dapat terwujud nyata, karena ada orang-orang beriman yang berani dan setia menunjukkan tindakan kasih kepada sesamanya (1Yoh. 4:20.21). Mereka meluangkan waktu yang berharga untuk menghadirkan kasih Tuhan kepada sesama. Mereka berani datang ke tempat, yang dihindari oleh banyak orang.  Seperti teladan Yesus, mereka peduli dan mau datang dan bersahabat dengan orang terpinggirkan yang rindu pertolongan Tuhan.  Mereka jadi rekan sekerja Kristus, dalam menghadirkan Tuhan yang membebaskan para tawaan, orang tertindas, dan orang sengsara, menghibur hati yang remuk redam dalam keputus-asaan. Saya amat tersentuh, ketika dalam suatu ibadat menyaksikan para binaan, dengan mata berkaca-kaca, sepenuh hati bernyanyi memuji Tuhan. Ada yg menutupi wajahnya dengan lembaran nyanyian karena tak kuasa menahan tangis. Namun, saya juga mendengar kesaksian dari para pelayan gereja yang berkunjung, bahwa sejak adanya komunitas eukumene di sana, ada suasana yang jauh berbeda sekarang, yaitu para binaan menunjukkan sikap positif dan sukacita. Dalam keadaan yang terhimpit, mereka saling menguatkan. Sungguh indah kasih Tuhan, telah saya saksikan. Sebuah potret kecil iman yang berupaya mengalahkan dunia.

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *