Jangan Menangis ( 16 September 2025 )

Renungan hari ini dari bacaan 1Timotius 3 :1-13; Lukas 7:11-17 “Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya, “Jangan menangis!” (Luk. 7:13).

Kisah Injil hari ini sangat menyentuh hati. Diceritakan bahwa rombongan Yesus berjumpa dengan suatu rombongan pemakaman yang menuju keluar kota, mengiringi seorang janda yang akan menguburkan putranya yang tunggal. Bisa kita bayangkan betapa sedih dan hancurnya hati janda ini. Setelah kehilangan suaminya sekarang dia juga kehilangan putra tunggalnya. Hal ini merupakan pukulan terbesar dalam kehidupan janda tersebut. Ia  kehilangan segala-segalanya. Ia kehilangan seorang putra yang menjadi sumber kebahagiaan dan pengharapannya setelah ditinggal suaminya. Dalam masyarakat Yahudi saat itu, janda termasuk dalam kategori kelompok orang yang lemah. Mereka kehilangan dukungan ekonomi dan sosial karena tidak ada suami lagi. Janda ini kehilangan bukan saja suaminya, tapi juga kini putra laki-laki satu-satunya. Betapa mendalam kesedihan yang dialaminya.

Peristiwa Yesus membangkitkan  putra tunggal seorang janda di Nain, berawal dari kepekaan Yesus terhadap kesedihan dan kepedihan yang amat mendalam dari  janda yang putra tunggalnya meninggal dunia. Janda tersebut tidak meminta Yesus untuk membangkitkan putranya, tetapi hati Yesus tergerak oleh belas kasihan kepada janda yang meratap dan menangis.Yesus menyapa,menghibur dan memberikan peneguhan,kata-Nya “Jangan menangis!” Selanjutnya Yesus bertindak dengan menyentuh usungan dan mengucapkan kata-kata yang penuh kuasa: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah (Lukas 7:14). Seketika itu juga pemuda itu pun bangun, duduk, berkata-kata, dan berjumpa kembali dengan ibunya. Janda yang tadinya dirundung kesedihan yang mendalam, sekarang mengalami sukacita yang besar karena dengan kata-kata Yesus yang penuh kuasa itu, putranya hidup kembali. Kekuatan dan kuasa Yesus membangkitkan putra tunggal janda itu tidak hanya berdampak pada si janda dan putranya, tetapi juga pada iman semua orang yang menyaksikan peristiwa itu. Peristiwa Yesus membangkitkan orang mati telah mendorong mereka untuk memuliakan Allah. Melalui Yesus, semua orang mengalami kehadiran Allah dan karya-Nya yang luarbiasa.

Apa yang dialami oleh si janda juga bisa dialami oleh setiap orang termasuk kita sendiri. Kesedihan, kesengsaraan, dan penderitaan bisa dialami karena banyak hal seperti kehilangan orang yang dicintai, mengalami permasalahan dalam kesehatan, keuangan, keluarga, pekerjaan, terjerat utang, dilecehkan, disingkirkan, dll. yang mengakibatan kita kehilangan segala-segalanya seperti janda itu. Betapa sedihnya kita saat mengalami penderitaan dan kesusahan. Kita berjuang sendirian karena tidak ada seorang pun yang mau peduli. Orang-orang yang awalnya dekat dengan kita berdiam diri, menjauh, atau pura-pura tidak melihat kesusahan yang kita alami.

Kita harus meneladani Yesus yang tidak membiarkan begitu saja ketika melihat ada orang yang mengalami kesedihan, kesengsaraan, dan penderitaan. Kita harus peduli kepada orang-orang di sekitar kita, meluangkan waktu kita untuk berhenti sejenak, menghampiri, dan menyentuh dengan belas kasih orang-orang yang perlu diangkut dari “usungan” seperti yang telah Yesus lakukan dalam peristiwa ini. Mari berbuat sesuatu, sebab melalui kita Yesus ingin membawa penghiburan, belas kasihan, dan cinta ke dalam hidup orang-orang yang membutuhkan agar mereka bisa bangkit dari kesedihan, rasa putus asa, dan keterpurukan. Jadi, jangan menangis!!

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *