Renungan hari ini dari injil Lukas 6:12-19. “Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.” ( Lukas 6:12) |
Bacaan injil hari ini memberikan kita gambaran yang mendalam tentang cara Yesus dalam mengambil keputusan penting. Sebelum memilih dua belas orang yang akan menjadi inti dari pelayanan-Nya, Yesus melakukan sesuatu yang luar biasa. Ia naik ke bukit dan menghabiskan seluruh malam dalam doa bersama Bapa-Nya. Peristiwa ini menunjukkan kepada kita bahwa doa bukanlah sekadar ritual atau kebiasaan, melainkan fondasi utama bagi setiap langkah dan keputusan dalam hidup kita. Yesus, Anak Allah, yang memiliki kuasa dan hikmat sempurna, tetap memilih untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Bapa melalui doa yang tekun. Ini adalah teladan yang luar biasa bagi kita, yang sering kali tergesa-gesa dalam mengambil keputusan tanpa melibatkan Allah terlebih dahulu.
Setelah semalaman berdoa, ketika hari sudah terang, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan memilih dua belas orang yang diberi nama “rasul.” Nama-nama yang dipilih sangat beragam, dari Simon Petrus yang berapi-api hingga Matius, seorang pemungut cukai yang dibenci oleh banyak orang, dan Simon orang Zelot, seorang yang sangat patriotik dan anti-pemerintah. Keragaman ini bukanlah sebuah kebetulan, melainkan hasil dari hikmat ilahi yang diperoleh melalui doa. Yesus tidak memilih berdasarkan latar belakang sosial, politik, atau karakter yang serupa. Ia memilih berdasarkan kehendak Allah untuk sebuah tujuan yang besar. Pilihan ini mengajarkan kita untuk tidak menilai seseorang dari masa lalu atau profesinya, karena Allah dapat menggunakan siapa pun untuk melaksanakan rencana-Nya yang mulia.
Setelah memilih para rasul, Yesus turun ke tempat yang datar. Di sana, Ia disambut oleh kerumunan besar orang-orang yang datang dari berbagai daerah. Mereka datang dengan satu tujuan: untuk mendengarkan ajaran-Nya dan untuk disembuhkan dari berbagai penyakit serta roh-roh jahat. Ayat ini menggambarkan buah dari doa dan pilihan yang benar. Keputusan Yesus untuk memilih kedua belas rasul-Nya menjadi pintu gerbang bagi pelayanan yang lebih besar, di mana kuasa Allah mengalir dan menjangkau banyak orang. Ini adalah bukti nyata bahwa ketika kita melibatkan Allah dalam setiap keputusan, maka setiap langkah kita akan membawa dampak dan berkat yang luar biasa bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitar kita.
Inti dari renungan hari ini adalah undangan untuk merenungkan kembali cara kita mengambil keputusan. Apakah kita sudah menjadikan doa sebagai prioritas utama, seperti yang Yesus lakukan? Ketika kita menghadapi pilihan-pilihan besar, marilah kita belajar dari Yesus untuk menyerahkan semuanya dalam doa yang tekun. Percayalah bahwa Allah memiliki rencana yang sempurna, dan pilihan-Nya mungkin berbeda dari apa yang kita pikirkan. Ketika kita melibatkan Allah, Ia tidak hanya akan membimbing langkah kita, tetapi juga akan melengkapi kita dengan kuasa-Nya untuk membawa kebaikan dan berkat bagi dunia, sama seperti kuasa yang keluar dari Yesus dan menyembuhkan semua orang yang datang kepada-Nya.
Penulis

