Lemari Lama dan Hati yang Baru ( 10 September 2025 )

Renungan hari ini dari bacaan Kolose 3:1-11; Lukas 6:20-26 “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.”(Kolose 3:1-2)

Di sebuah rumah sederhana di pinggiran kota, Pak Darto memutuskan untuk membersihkan gudang yang sudah lama tak tersentuh dan jarang sekali dibersihkan. Di sana, ia menemukan sebuah lemari tua yang sudah lapuk, penuh debu dan sarang laba-laba. Lemari itu dulu menyimpan pakaian-pakaian lama, surat-surat lama yang tak lagi relevan pada saat ini, dan barang-barang yang sudah rusak dan tidak digunakan lagi. Pak Darto menatap lemari itu dan berkata: “Sudah waktunya ini dibuang. Tidak ada gunanya lagi, sekarang.”

Saat ia menyeret lemari itu keluar, anaknya bertanya: “Mengapa dibuang, Pak? Bukankah itu dulu penting?”Pak Darto tersenyum: “Dulu, iya, tetapi sekarang aku sudah punya yang baru. Kalau kita terus menyimpan lemari yang lama, kita tidak akan mempunyai ruangan yang cukup untuk lemari yang baru.”

Ilustrasi cerita di atas, mengingatkan kita pada Kolose 3:1–11, di mana Paulus menasihati jemaat untuk “mencari perkara yang di atas” dan “menanggalkan segala sesuatu yang duniawi.” Ia berbicara tentang meninggalkan manusia lama yang penuh dengan amarah, iri hati, keserakahan, hawa nafsu, dan kebohongan dan mengenakan manusia baru yang diperbarui menurut gambar Sang Pencipta. Kolose 3:1–11 juga menjelaskan bahwa orang Kristen harus hidup di atas bumi dengan fokus surgawi. Ini berarti kita harus meninggalkan sifat-sifat dosa lama kita dan mengenakan sifat-sifat baru yang sesuai dengan Kristus, yang telah bangkit dan bertakhta di surga. Kita tidak lagi hidup di bawah kuasa dosa, melainkan di bawah kuasa Kristus.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menyimpan “lemari lama” dalam hati kita: dendam yang belum selesai, kebiasaan buruk yang kita pelihara, atau cara berpikir yang sudah tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita tahu itu tidak sehat, tetapi kita enggan melepaskannya karena sudah terbiasa kita pelihara dan kita simpan.

Namun, seperti Pak Darto, kita perlu keberanian untuk membersihkan gudang hati kita. Kita perlu membuang yang lama agar ruang hati kita, bisa diisi dengan kasih, pengampunan, kelemahlembutan, kesabaran dan kerendahan hati, ciri khas manusia baru dalam Kristus. Dasar dari transformasi hidup bukan terletak pada usaha manusia untuk menjadi baik, melainkan pada identitas kita yang baru dalam Kristus yang telah bangkit. Karena kita telah mati dan bangkit bersama Kristus, cara pandang dan prioritas hidup kita harus berubah total. Kita dipanggil untuk memiliki “pola pikir Kristus” dan menempatkan Kerajaan-Nya di atas segala-galanya. Manusia baru, di dalam iman Kristen, hanya akan terjadi jika setiap umat bersekutu dengan Kristus yang telah bangkit. Persekutuan dengan Kristus akan mengubah cara pandang atau pola pikir dan batin manusia kepada kehendak Allah. Dampaknya ialah umat akan menanggalkan karakter, kebiasaan-kebiasaan, dan pola hidup manusia lama. Kemudian, ia akan mengalami proses pertumbuhan yang terus-menerus sebagai manusia baru.

Kolose 3:10 mengatakan: “dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya” Makna “manusia baru” ialah bersifat dinamis dan progresif yang ditandai oleh proses pembaruan dengan model Kristus. Nilai-nilai “manusia baru” di dalam Kristus yang bangkit menjadi landasan kita untuk membangun relasi antar anggota keluarga di rumah, persahabatan dalam kehidupan berjemaat di gereja, dan dalam kehidupan sosial kita di tengah-tengah lingkungan tempat tinggal kita, serta dalam kegiataan-kegiatan pekerjaan kita di kantor. Saat kita bebas dari nilai-nilai manusia lama yang bersifat duniawi, seluruh relasi dengan sesama menjadi kudus. Kita menjadi semakin manusiawi dalam cinta kasih, kemurahan, kebajikan, dan kebenaran di dalam Dia.

Sebagai penutup, marilah kita terus mengizinkan Roh Kudus bekerja dalam hati kita, membentuk dan memperbarui setiap sudut kehidupan yang masih terikat pada masa lalu. Jangan biarkan lemari lama menghalangi pertumbuhan rohani kita. Dengan mengenakan manusia baru dalam Kristus, kita tidak hanya mengalami pembaruan pribadi, tetapi juga menjadi terang dan garam bagi dunia di sekitar kita. Hidup yang dipenuhi kasih, pengampunan, dan kebenaran akan menjadi kesaksian nyata tentang kuasa kebangkitan Kristus dalam diri kita. Mari melangkah dengan iman, meninggalkan yang lama, dan menyambut hidup baru yang penuh harapan di dalam Dia.

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *