Renungan dari Bacaan Yehezkiel 37: 21 – 28 dan Yohanes 11: 45 – 56 “Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku menjemput orang Israel dari tengah bangsa-bangsa, kemana mereka pergi, Aku akan mengumpulkan mereka dari segala penjuru dan akan membawa mereka ke tanah mereka” (Yeh. 37: 21) |
Nabi Yehezkiel bernubuat tentang kedatangan Mesias untuk meyakinkan kumpulan kecil yang berada di pembuangan Babilonia. Sekitar tiga abad sebelum zaman nabi Yehezkiel, suku-suku Israel terbagi menjadi dua kerajaan. Sepuluh suku Israel memisahkan diri dan mendirikan kerajaan utara yang dikenal dengan nama Israel, sementara suku-suku selatan mendirikan Kerajaan Yehuda. Allah berjanji untuk menyatukan yang terbuang dan yang tercerai berai itu, sehingga mereka bukan lagi dua, Yehuda dan Israel melainkan satu.
Sebab, beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku menjemput orang Israel dari tengah bangsa-bangsa, ke mana mereka pergi. Aku akan mengumpulkan mereka dari segala penjuru dan akan membawa mereka ke tanah mereka (Yeh. 37:21). Nubuat mesianik ini terpenuhi dalam diri Yesus Kristus.
Yesus datang ke dunia untuk melaksanakan misi Kerajaan Allah. Melalui karya pewartaan-Nya, tidak sedikit orang yang percaya dan mengikuti-Nya. Setelah peristiwa Lazarus dibangkitkan (Yoh. 11:1-44), orang-orang bersepakat untuk membunuh Yesus. Para imam kepala dan orang-orang Farisi mengadakan rapat untuk membahas tindakan mereka terhadap Yesus.
“Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat” (Yoh. 11:47). “Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita” (Yoh. 11:48). Ada kecemasan besar yang dialami oleh orang Yahudi karena Yesus tampil sebagai Mesias yang membebaskan orang-orang kecil, sederhana, miskin, dan tertindas. Tanda dan mukjizat yang dibuat-Nya sungguh mengagumkan. Namun, imam besar Kayafas, meyakinkan mereka, bahwa Yesus perlu dikorbankan. Kayafas, imam besar berkata kepada mereka, “Lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa kita ini binasa” (Yoh. 11:50).
Sebagai orang yang percaya kita perlu menyadari bahwa Allah telah mrerencanakan semuanya itu dalam Yesus Putra-Nya. Yesus sendiri tahu bahwa Dia akan mengalami itu, menderita dan wafat demi keselamatan kita. Maka kita tidak perlu takut untuk berkorban bagi sesama saudara kita. Kita harus berani untuk berkorban demi sesama. Siapakah sesama kita ? sesama kita adalah semua orang tanpa memandang latar belakang, suku, agama, atau status sosial yang harus kita cintai sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri.
Penulis

