Persekutuan di antara Sesama Saudara Seiman (30 Januari 2025)

Bacaan: Ibrani 10: 19 – 25; Markus 4 : 21 – 25
Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.” Markus 4:25

Ibrani 10:25 menjadi sorotan menarik dalam bacaan kita hari ini. Ayat ini dengan tegas mengingatkan kita untuk tidak meninggalkan pertemuan-pertemuan ibadah. Mengapa demikian? Mengapa pertemuan-pertemuan di antara saudara seiman itu, menjadi bagian yang sangat penting?

Bayangkan diri kita, sebagai sebuah kepingan puzzle. Sendiri, kita mungkin indah, namun tidak lengkap dan tidak mempunyai arti atau manfaat apa pun. Dalam persekutuan dengan sesama orang percaya, kita menemukan kepingan-kepingan lain yang dapat saling melengkapi, hidup kita, terutama hidup iman kita. Kita saling menguatkan, mendorong, saling menasihati, mengingatkan, menegur, mendoakan, saling berbagi beban, dan tentunya saling membantu serta berbagi, bila ada sesama kita yang berkekurangan atau membutuhkan bantuan, serta pertolongan kita. Kita bukan hanya penerima berkat, tetapi juga pembagi berkat. Kebenaran yang kita miliki adalah anugerah yang harus kita bagikan kepada orang lain. Sama seperti pelita yang dinyalakan untuk menerangi kegelapan, kita pun dipanggil untuk menjadi terang di tengah dunia yang gelap.

Markus 4:25 mengajarkan kita pentingnya menjadi pengelola yang baik atas segala sesuatu yang Tuhan telah berikan kepada kita. Yesus mengajarkan bahwa apa yang kita miliki, baik itu materi, spiritual, maupun karunia, akan semakin bertambah jika kita menggunakannya dengan bijak dan produktif. Sebaliknya, jika kita tidak memanfaatkan apa yang telah kita terima, justru akan diambil kembali. Dengan sikap yang bertanggung jawab dan hati yang tulus, kita akan mengalami pertumbuhan spiritual yang semakin besar dan hidup yang semakin bermakna bagi sesama, terutama dengan sesama saudara seiman kita.

Kedua bacaan Alkitab di atas, mengingatkan kita akan pentingnya persekutuan dalam perjalanan hidup iman kita. Kedua bacaan di atas adalah sebuah undangan bagi kita untuk hidup dalam persekutuan yang erat dengan Allah dan sesama orang percaya. Dengan demikian, kita dapat mengalami pertumbuhan rohani yang berkelanjutan dan siap menyambut kedatangan Kristus kembali. Selain itu, kita adalah anak-anak terang yang dipanggil untuk menerangi dunia yang penuh dengan kegelapan ini. Mari kita menjadikan hidup kita sebagai sebuah kesaksian yang nyata akan kasih Allah, dan men-demonstrasikan kasih Allah tersebut, dalam kehidupan kita, baik di antara sesama saudara seiman, maupun di antara sesama yang beragama lain.

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *