Rencana Keselamatan Allah ( 8 September 2025 )

Renungan hari ini dari bacaan Mikha 5 : 1-4a; Matius 1 : 1-16.18-23 “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka menamakan Dia Imanuel” (yang berarti Allah beserta kita) (Mat. 1:23).

Pada bagian awal Injil Matius ditampilkan silsilah Yesus Kristus yang begitu panjang. Mungkin sebagian pembaca merasa bosan membacanya, sehingga tergoda melewatkan daftar silsilah Yesus ini. Silsilah Yesus adalah sejarah panjang yang merangkum sejarah keselamatan bangsa Israel, mulai dari Abraham sampai Yusuf (Mat. 1: 1-16).

Setiap kita juga mempunyai silsilah keluarga, sehingga kita mengetahui bibit, bebet, dan bobot nenek moyang kita, begitu juga Yesus. Jika kita perhatikan silsilah Yesus, apakah semua nenek moyang-Nya memiliki kehidupan spiritual yang baik atau bibit, bebet, dan bobot yang baik? Tentunya tidak, beberapa dari mereka ada yang memiliki kehidupan yang tidak baik (berdosa) memiliki masa lalu yang kelam, tidak bersih. Fakta tersebut mengingatkan kita bahwa penggenapan janji keselamatan Allah melalui Yesus bagi manusia, tidak dibatasi oleh bibit, bebet, bobot, dosa dan tidaknya ataupun terhormat dan tidaknya status seseorang dalam Masyarakat. Penggenapan janji itu dilaksanakan dengan cara yang diselenggarakan oleh Allah. Dia bekerja bukan hanya di dalam diri orang-orang dengan nama besar, melainkan juga orang-orang biasa.

Silsilah Yesus ini membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan di dalam Perjanjian Lama seperti dalam bacaan pertama hari ini  (Mikha 5 : 1-4a).

Yesus dilahirkan dari seorang perawan yang mengandung dari Roh Kudus, menjadi anak Allah yang dibebaskan dari dosa yang diwariskan Adam. Karena lahir dari Maria, Yesus sungguh manusia. Namun, bukan hasil dari persetubuhan manusia. Keberadaan-Nya itulah yang membuat Dia dapat memahami pencobaan, penderitaan, dan pengalaman hidup manusiawi kita tanpa harus ikut berdosa.

Bagaimana peran Yusuf dalam kelahiran Yesus? Yusuf Adalah tokoh alkitab yang mempunyai pribadi yang mengagumkan. Yusuf sudah bertunangan dengan Maria dan akan mengikatnya menuju pernikahan. Ketika ia mengetahui Maria mengandung, dengan diam-diam ia bermaksud menceraikannya, karena Yusuf belum mengetahui bahwa Allah memilih Maria menjadi ibu Yesus. Melalui mimpi Allah menyampaikan rencana-Nya kepada Yusuf tentang Maria dan Anak yang akan dilahirkannya. Mimpi inilah yang meneguhkan keberanian Yusuf menikahi Maria. Keberanian dan ketaatan Yusuf terhadap perintah Allah, menunjukkan kepercayaannya kepada rencana keselamatan Allah bagi umat manusia melalui Yesus.

“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka menamakan Dia Imanuel” (yang berarti Allah beserta kita) (Mat. 1: 23).  Sebagaimana Allah memakai berbagai macam orang untuk menghadirkan Anak-Nya ke dunia ini, Dia memakai Maria dan Yusuf untuk menggenapkan rencana agung-Nya yaitu keselamatan manusia di dunia ini. Allah juga ingin memakai Anda sebagai perpanjangan tangan-Nya. Siapkah dan relakah diri Anda untuk dipakai sebagai alat kemuliaan-Nya ?

Selamat berefleksi. Tuhan Yesus Memberkati.

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *