Dipanggil Sejak Semula untuk menjadi Terang (15 April 2025)

Bacaan: Yes. 49:1-6; Yoh. 13:21-33.36-38 
“Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa” (Yes. 49:6).

Setiap orang pasti pernah berada di titik lelah. Bukan hanya lelah fisik, namun juga lelah secara batin. Sudah berdoa, sudah melayani, sudah memberi yang terbaik, tapi seolah tidak ada yang berubah. Hasilnya tidak terlihat, dampaknya tak terasa. Seperti berbicara ke tembok atau berjalan di tempat. Pelan-pelan muncul pertanyaan: “Apakah semua ini menjadi sia-sia belaka ?”
Perasaan itu juga dirasakan oleh Hamba TUHAN dalam Yesaya 49. Dalam ayat 4, ia berkata, “Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna.” Ini bukan ucapan orang yang tidak berusaha atau malas, melainkan seseorang yang sudah memberi segalanya, tapi tak melihat hasil apa pun.
Namun, ada hal luar biasa dalam respons sang hamba. Ia tidak berhenti dalam keluhan. Ia melanjutkan dengan berkata, “Namun, hakku terjamin pada TUHAN, dan upahku pada Allahku” (Yesaya 49:4). 
Di tengah perasaan gagal, ia tetap percaya: Tuhan melihat dan menghargai setiap usaha yang dilakukan dengan setia.
Dari sinilah kita belajar sesuatu yang penting: Tuhan menilai dengan cara yang berbeda dari dunia ini. Dunia mengukur keberhasilan dari hasil yang tampak—jumlah, pengaruh, popularitas. Namun, Tuhan melihat kesetiaan, bukan angka. Ia memperhatikan ketaatan, bukan tepuk tangan.
Mungkin saat ini kita sedang ada di musim yang sunyi. Apa yang kita lakukan terasa tidak dilihat siapa-siapa. Namun, ingatlah: Allah memperhatikan. Tidak ada air mata yang sia-sia, tidak ada pelayanan yang tak berarti. Tuhan mencatat semuanya.
Dalam Yesaya 49:6, Tuhan memberikan kejutan. Alih-alih membiarkan sang hamba terus merasa kecil dan gagal, Tuhan justru berkata: “Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menegakkan suku-suku Yakub… Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa.”
Tuhan seolah berkata: “Jangan berpikir terlalu kecil. Aku punya rencana yang jauh lebih besar dari yang kamu bayangkan.”
Sang hamba tidak hanya dipanggil untuk memulihkan Israel, tetapi untuk membawa terang kepada seluruh bangsa—untuk menjangkau ujung bumi dengan keselamatan Tuhan.
Inilah kekayaan kasih Tuhan. Ketika kita merasa terbatas, Tuhan justru membuka visi yang jauh lebih luas. Ketika kita merasa tidak mampu, Tuhan berkata, “Aku akan memakai engkau.”
Kita semua dipanggil sejak semula. Bahkan sebelum  tahu arah hidup, Tuhan sudah merancang tujuan ilahi untuk kita semua. Tujuan itu bukan hal kecil. Dia memanggil untuk menjadi terang—di rumah, di sekolah atau tempat kerja, di lingkungan, bahkan mungkin melampaui batas geografis dan budaya. Hal ini bukanlah suatu kebetulan. Kita adalah bagian dari rencana besar-Nya.
Pada saat merasa kecil atau tidak berguna, ingatlah: Tuhan tidak pernah melupakan benih yang telah ditanam dalam ketaatan dan  kesetiaan. Dia juga berkata: “Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa.” Amin 🙏🙏

Penulis


Editor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *