| Reungan hari ini dari bacaan Bil 20:1-13 dan Mat 16:13-23. “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat 16:16) |
Dalam Bilangan 20, kita melihat Musa menghadapi umat Israel yang kembali bersungut-sungut karena kehausan. Tuhan memerintahkan Musa untuk berbicara kepada batu agar air keluar. Namun, Musa malah memukul batu itu dua kali. Walau air tetap keluar, tindakan Musa tidak taat pada perintah Tuhan, dan karena itu, ia tidak diizinkan masuk ke Tanah Perjanjian. Ini mengajarkan bahwa ketaatan pada kehendak Tuhan sangat penting, karena kemuliaan Tuhan dinyatakan ketika kita mengikuti kehendak-Nya sepenuhnya. Tuhan tidak hanya peduli pada hasil, tetapi juga pada proses dan ketaatan dalam iman.
Dalam Matius 16, Petrus dengan iman mengakui Yesus sebagai Mesias. Namun, ketika Yesus menjelaskan bahwa Ia harus menderita dan mati, Petrus menolak dan tidak bisa menerima. Di sinilah Yesus menegur Petrus dengan keras: “Enyahlah, Iblis!” Petrus belum memahami bahwa penderitaan adalah bagian dari rencana keselamatan. Kadang kita pun seperti Petrus: tidak mengerti jalan Tuhan, apalagi saat jalan itu penuh salib. Tapi dengan bimbingan Tuhan, kita pun bisa belajar melihat bahwa salib adalah jalan menuju kebangkitan dan keselamatan.
Dalam kehidupan kita, ketaatan dan pengertian akan kehendak Tuhan tidak selalu datang sekaligus. Dibutuhkan penyerahan diri agar hati kita dibentuk oleh Tuhan. Berserah bukan berarti pasif, melainkan membuka diri sepenuhnya agar usaha dan langkah kita menjadi alat untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Musa tetap dipakai Tuhan, Petrus pun tetap menjadi batu karang Gereja, meski mereka pernah gagal.
Hari ini, Tuhan mengundang kita untuk menaruh kepercayaan penuh pada kehendak-Nya. Kita mungkin tidak selalu mengerti rencana-Nya, tapi dengan iman dan penyerahan diri, kita dapat melihat bahwa Dia selalu setia. Lewat usaha serta ketaatan kita, kemuliaan-Nya akan dinyatakan.
Penulis
