Renungan dari bacaan: Kejadian 1: 1-19; Markus 6: 53-56 “Allah melihat bahwa semuanya itu baik” (Kejadian 1:18) |
Kejadian 1:1-19 menceritakan Allah menciptakan langit, bumi, dan tanaman dari hari pertama sampai ke empat. Allah melihat semuanya baik. Dunia yang harmonis dan sungguh amat baik ini menjadi tidak baik karena manusia ciptaan-Nya, Adam dan Hawa, jatuh ke dalam dosa, dengan memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (Kej. 3:1-24). Kehidupan di dunia tidak lagi harmonis, manusia mengalami penderitaan, termasuk sakit seperti yang diderita oleh orang-orang non-Yahudi di Genesaret dan disembuhkan oleh Yesus (Mrk. 6:53-56).
Yesus tidak hanya menyembuhkan sakit badan, tetapi juga sakit roh, yaitu kecenderungan manusia untuk berbuat dosa, dan dengan demikian memulihkan hubungan manusia dengan Allah yang terputus karena dosa. Iman akan Yesus adalah kunci untuk pemulihan manusia dari penderitaannya dan dari hubungannya yang terputus dengan Allah karena dosa. Yesus menyembuhkan sakit fisik dan mengampuni dosa, seperti dalam kisah orang lumpuh yang diturunkan dari atap rumah (Mrk. 2:1-11).
Bagaimana dengan kehidupan kita di zaman sekarang, 2000 tahun setelah Yesus hidup di dunia? Apakah kita menghayati Tuhan sebagai sang Pencipta, Penyedia, dan Penyembuh melalui Yesus Kristus Putra-Nya?
Kisah penciptaan dalam Kejadian 1:1-31 adalah kisah teologis, yang mempunyai pesan pokok bahwa Allahlah pencipta dunia dan semua makhluk penghuninya, dan penyedia makanan dan semua keperluan hidupnya. Dengan kemajuan pengetahuan pada 300 tahun belakangan ini, kita mengetahui bahwa kisah penciptaan tidak terjadi dalam 6 hari, namum masih terus berlangsung karena salah satu cara Allah menciptakan dunia adalah melalui evolusi. Alam semesta dideteksi melakukan ekspansi, galaksi-galaksi bergerak menjauhi satu sama lain. Lempeng-lempeng tektonik bumi yang berada di lapis atas dari bola bumi bergerak mendekati dan menjauhi satu sama lain, karena pengaruh dari magma di inti bumi yang panas dan melakukan pergerakan. Akibatnya, hampir setiap saat terjadi gempa bumi, terdeteksi oleh instrumen gempa, namun tidak terasa oleh penduduk bumi. Hal ini karena kebanyakan merupakan gempa yang kecil, dan atau lokasinya terlalu dalam, dan atau letaknya di laut jauh dari daratan. Tangan Allah masih bekerja melakukan penciptaan. Jika ada berita gempa bumi, sadarlah bahwa proses penciptaan masih berlangsung. Bukti-bukti terakhir mengindikasikan bahwa benua Afrika di bagian timur sedang dalam proses berpisah menjadi dua bagian (East African Rift), dari Laut Merah (Etiopia) sampai ke Mozambique.
Lebih jauh, bukti-bukti arkeologi berupa fosil mahluk hidup mikro organisma maupun yang berukuran raksasa seperti dinosaurus T-Rex yang terkenal itu, menunjukkan bahwa makhluk hidup juga berevolusi. Sebelum kita manusia human sapiens menjadi makhluk manusia satu-satunya yang hidup di bumi, ada makhluk manusia berbeda spesies yang pernah hidup dan sudah punah dan ditemukan fosilnya, seperti Neanderthall yang banyak hidup di daerah Eropa, Denisovan di daerah Asia, Homo Floriensis manusia kerdil di pulau Flores dan seterusnya. Allah masih mencipta melalui proses yang kita sebut proses alami, yang terjadi sangat pelan, sehingga sering kali dilupakan dan tidak disadari.
Kelahiran bayi juga merupakan bagian dari proses penciptaan. Saya beruntung mendapatkan karunia melihat proses penciptaan di depan mata saya, ketika bayi kami yang pertama lahir. Juga ketika berumur kira-kira 3 bulan, sewaktu menyusui, pipinya tergores kuku tangannya karena sarung tangannya terlepas. Goresan di kulit pipi yang berwarna merah dan agak dalam dari kulit di sebelahnya sembuh di depan mata saya, selama proses menyusui kurang lebih 30 menit. Warna kulit yang kembali normal, goresan yang menutup menunjukkan pembentukan sel-sel kulit yang baru, dan bisa terlihat dengan mata telanjang. Luar biasa menakjubkan. Hal ini tidak terjadi pada bayi yang kedua ketika kulitnya tergores, yang baru sembuh setelah lebih dari satu hari dan prosesnya tidak terlihat mata.
Amatilah kejadian-kejadian hidup di sekitar Anda, dan usahakan menghayati proses penciptaan dan sang Pencipta ada di mana-mana. Padi yang tumbuh di sawah, rumput di halaman rumah yang harus dipotong setiap dua minggu, daki ketika mandi karena daki adalah sel kulit yang mati dan telah digantikan sel kulit yang baru tercipta, dan seterusnya.
Yesus adalah penyembuh semua hal yang sakit dan tidak harmonis dalam diri kita dan dalam dunia. Yesus telah datang ke dunia untuk menawarkan diri-Nya sebagai penyembuh semua orang, termasuk kita manusia zaman ini. Ada banyak sarana yang diwariskan oleh Yesus kepada gereja Katolik sebagai sarana kehadiran Yesus untuk menyembuhkan kita. Paling tidak setiap minggu dalam misa, sebelum menerima komuni, kita menirukan ungkapan iman yang diucapkan oleh seorang perwira Romawi di Kapernaum yang memohonkan kesembuhan bagi bawahannya seorang Yahudi yang sedang sakit (Mat. 8-5-17): “Ya Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh”.
Yesus memanggil dan menunggu Anda untuk menemui-Nya dan mengalami kembali hidup yang harmonis, badan dan jiwa. Maukah Anda membuka hati dan menjawab panggilan-Nya?

Penulis

