Jangan Biarkan Kegelapan Memenuhi Hati Kita ( 10 Oktober 205 )

Renungan hari ini dari bacaan Yoel 1:13-15;2:1-2; Lukas 11:15-26 “Setiap Kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah, pasti runtuh” (Luk. 11:17)

Pernahkah kita mengalami situasi di mana listrik tiba-tiba padam di malam hari? Ya, Semua terasa gelap, dan kita sulit bergerak, bahkan rasa takut pun muncul. Apa yang pertama kali kita cari? Tentu Cahaya, entah lilin, senter, atau lampu dari ponsel. Gelap membuat kita sadar betapa berharganya terang.


Bacaan pertama dari nabi Yoel menampilkan gambaran yang menakutkan. Ia menggambarkan hari Tuhan sebagai hari kegelapan dan kelam. Gambaran ini bukan sekadar ancaman, melainkan peringatan agar umat bertobat dan kembali kepada Tuhan sebelum terlambat. Hari Tuhan datang tidak hanya sebagai hukuman, tetapi juga sebagai ajakan untuk menyadari kesalahan dan memperbaiki hidup.

Sementara dalam Injil Lukas, Yesus dituduh mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Namun, Yesus menjawab dengan tegas bahwa “setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa.” Artinya, terang dan gelap tidak bisa berjalan bersama. Kuasa Allah tidak bisa disamakan dengan kuasa setan. Yesus adalah terang yang mengusir kegelapan, bukan bagian dari kegelapan itu.

Kedua bacaan ini mengingatkan kita bahwa hidup manusia seringkali berada dalam tarik-menarik antara terang dan gelap: antara kebaikan dan kejahatan, antara kasih dan kebencian, antara kejujuran dan tipu daya. Nabi Yoel mengajak kita untuk berjaga dan bertobat, sementara Yesus mengingatkan bahwa kita harus memilih dengan tegas di pihak terang. Tidak bisa kita berada “di tengah-tengah,” karena itu berarti rumah batin kita terpecah, dan pada akhirnya akan runtuh.

Dalam kehidupan sehari-hari, kegelapan bisa berupa kesombongan, iri hati, kebiasaan berbohong, atau sikap acuh tak acuh terhadap sesama. Jika kita biarkan hal-hal itu tinggal di dalam hati, terang kasih Allah akan redup. Sebaliknya, jika kita membiarkan Kristus menjadi pusat hidup, kita akan dimampukan untuk hidup dalam kasih, melawan godaan, dan membawa terang bagi orang lain.

Seperti listrik yang padam, kegelapan batin membuat kita takut dan goyah. Tetapi, dengan Kristus, Sang Terang sejati, kita bisa berjalan dengan pasti. Maka, marilah kita menjadikan hidup kita satu rumah yang kokoh, penuh terang Kristus, sehingga tidak mudah diombang-ambingkan oleh kuasa kegelapan.

Penulis
Bible Learning Loving The Truth

2 Responses

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *