Keegoisan Manusia Menyebabkan Kasih Semakin Dingin (14 Januari 2025)

(Renungan dari Bacaan Ibrani 2:5-12; Mrk. 1:21b-28)

Di era modern ini, keegoisan menjadi ciri yang semakin menonjol dalam kehidupan manusia. Banyak orang lebih fokus pada ambisi pribadi, kenyamanan, dan keberhasilan mereka sendiri. Demi ambisi pribadi mereka seringkali merugikan bahkan mencelakai orang lain. Nilai-nilai seperti kasih, empati, dan kepedulian perlahan-lahan terkikis oleh pola pikir “yang penting untung bagi saya”.

Keegoisan ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan. Di lingkungan kerja, orang berlomba-lomba menaikkan posisi mereka, meskipun harus menjegal atau menjatuhkan rekan sendiri. Dalam masyarakat, rasa peduli terhadap tetangga semakin memudar, digantikan dengan sikap acuh tak acuh. Bahkan di dalam keluarga, keegoisan dapat membuat hubungan menjadi dingin, ketika setiap anggota lebih fokus pada kebutuhan individu daripada kebersamaan.

Keadaan ini bertentangan dengan kasih Yesus yang digambarkan dalam Ibrani 2:9. Yesus, Anak Allah, yang memiliki kemuliaan surgawi, rela turun ke dunia, merendahkan diri-Nya, dan menjadi manusia. Dia bahkan menanggung penderitaan dan kematian di kayu salib demi menyelamatkan umat manusia. Kasih-Nya adalah kasih tanpa pamrih – kasih yang tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri, tetapi berfokus pada kebutuhan dan keselamatan orang lain.

Keegoisan manusia memang membuat kasih di dunia ini semakin dingin, seperti disinggung oleh Matius, “Karena kedurhakaan makin bertambah, kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin” (Mat. 24:12). Namun, teladan kasih Yesus dalam Ibrani 2:9 menjadi panggilan bagi kita untuk hidup berbeda. Dengan bantuan Roh Kudus kita dimampukan meneladani kasih tanpa pamrih seperti Yesus. Kita dapat melawan egoisme yang berakar dalam hati kita. Kasih yang tulus dan pengorbanan tidak hanya memulihkan kehangatan relasi di antara keluarga atau komunitas kita, tetapi juga mendorong kita menjadi saluran kasih Allah yang dapat membawa kehangatan bagi dunia yang semakin dingin ini.

Penulis


Editor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *