| Renungan hari ini dari bacaan Keluaran 17:8-13; Lukas 18:1-8. “Yesus menyampaikan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa tanpa jemu-jemu” (Luk. 18:1) |
Rafidim adalah lokasi perkemahan bangsa Israel dalam perjalanan keluar dari Mesir, sebelum tiba di Gunung Sinai. Tempat ini istimewa, karena setidaknya telah dua kali Tuhan menunjukkan kuasa-Nya. Pertama adalah mukjizat air keluar dari gunung batu di Meriba (Kel. 17:6). Tuhan mengasihi dan peduli akan kelangsungan hidup umat pilihan-Nya, bahkan di saat mereka belum sepenuhnya percaya.
Mujizat kedua terjadi ketika Tuhan melepaskan bangsa Israel dari serbuan orang Amalek (Kel. 17:8-13). Sebagai pemimpin, Musa tidak sekedar memberi perintah, lalu berdiam diri dan menunggu. Dibantu Harun dan Hur, Musa naik ke puncak bukit, untuk memberikan dukungan spiritual kepada Yosua dan pasukannya yang sedang berperang. Musa telah memberitahu Yosua apa yang akan dilakukannya. Sejak pagi hari hingga matahari terbenam, Musa mengangkat tangan sambil memegang tongkat Allah (Kel. 17:9). Di zaman itu, ada kepercayaan bahwa jika dua bangsa berperang, ilah-ilah mereka juga berperang. Tindakan Musa menjadi upaya menghadirkan kuasa Tuhan Allah Israel, demi kemenangan umat-Nya.
Suatu fenomena unik terjadi, yaitu bahwa selama tangan Musa terangkat sambil memegang tongkatnya, bangsa Israel menjadi lebih kuat. Namun, saat Musa menurunkan tangannya, orang Amalek lebih kuat. Harun dan Hur mengambil sebuah batu, supaya Musa yang kelelahan dapat duduk di atasnya, kemudian mereka menopang tangan Musa, supaya terangkat sampai matahari terbenam (Kel. 17: 11-13).
Doa sebagai dukungan spiritual, mampu memberi dampak positif psikologis pada orang yang didoakan. Perhatian, ucapan positif, dan doa, merupakan wujud dukungan atas upaya dan perjuangan seseorang. Doa yang disertai olah batin, seperti puasa dan lainnya, menunjukkan keseriusan intensitas pendoa.
Sikap, tindakan dan olah batin Musa, menghadirkan kuasa ilahi yang menjadi senjata peperangan spiritual. Musa jadi teladan pemimpin yang berdoa dan peduli. Perencanaan yang baik penting, pendelegasian tugas penting, tetapi saat eksekusi pelaksanaan, perhatian dan dukungan moril dari pemimpin juga penting. Orangtua juga diharapkan untuk tidak jemu berdoa bagi anak-anaknya. Di lain pihak, sebaiknya anak-anak menyadari bahwa salah satu wujud kasih sayang orang tua adalah dukungan doa. Ketika kehadiran fisik orang tua tidak memungkinkan, doa menjadi ungkapan kasih dan pelukan sayang.
Tahun lalu, putri saya menjalani operasi tulang belakang untuk kedua kalinya. Saya katakan padanya bahwa saya akan berdoa untuknya selama operasi berlangsung. Saya sampaikan juga bahwa keluarga dan para sahabat ikut berdoa untuknya. Kami percayakan keberhasilan tindakan operasi dan pemulihannya dalam penyelenggaraan Tuhan, yang kuasa-Nya tak terbatas ruang dan waktu. Puji syukur pada Tuhan atas doa yang dikabulkan, atas daya juang yang luar biasa dari putri terkasih, atas tim dokter yang kompeten dan dukungan keluarga serta para sahabat yang peduli. Sungguh Tuhan telah hadir dan menolong.
Yesus menegaskan keharusan untuk selalu berdoa tanpa jemu-jemu (Luk. 18:1). Jika seorang hakim yang tidak takut Allah dan tidak menghargai seorang pun, pada akhirnya memberikan keadilan kepada seorang janda yang tidak jemu meminta pertolongan kepadanya, terlebih lagi Allah Bapa yang di surga. Allah akan segera menolong (bdk. Luk. 18:6-7). Sekarang ini, diperlukan doa bagi keadilan, kemanusiaan dan perdamaian dunia. Saya percaya pada proses dan waktu Tuhan. Bagi-Nya, tidak ada yang mustahil. Amin.

2 Responses
房中秘术、泡妞把妹、丰胸美体、奇淫巧技!价值十万电子书下载网址:https://www.1199.pw/
**breathe**
breathe is a plant-powered tincture crafted to promote lung performance and enhance your breathing quality.