Renungan hari ini dari bacaan : Hagai1:1-8.25; Lukas 9:7-9 “Lalu ia berusaha supaya dapat melihat Yesus” (Luk. 9:9) |
Sebagai manusia biasa, tidak jarang hidup kita dikuasai perasaan cemas dan khawatir. Pemicunya bisa bermacam-macam hal. Orang Kristen pun tidak kebal terhadap rasa khawatir dan cemas yang muncul dari adanya rasa takut gagal atau rencana tidak berjalan lancar. Dalam ilmu psikologi Yunani Klasik, kita mengetahui bahwa manusia khawatir jika dua kebutuhan jiwanya tidak terpenuhi, yaitu kebutuhan fisiknya (epithumia) dan kebutuhan akan pengakuan atau penghormatan (thumos).
Dalam Injil hari ini dikisahkan bahwa setelah mendengar kemunculan Yesus, Herodes merasa cemas karena masyarakat membandingkan Yesus dengan Elia, dengan salah seorang nabi, juga dengan Yohanes Pembaptis yang sudah dibunuh olehnya. Herodes pun bertanya-tanya, siapa Yesus sebenarnya? Di balik kecemasan tersebut ada perasaan tidak aman dalam diri Herodes. Yesus dilihat sebagai ancaman yang membahayakan takhtanya. Raja Herodes ingin bertemu untuk memastikan sendiri dan mengurangi kegelisahan atas perbuatannya di masa lalu, bukan karena ingin mengenal pribadi dan pesan Yesus.
St. Francis de Sales mengatakan bahwa kecemasan adalah kejahatan terbesar yang dapat menimpa jiwa selain dosa. Allah memerintahkanmu untuk berdoa tetapi Dia melarangmu untuk khawatir.
Meskipun Yesus berkata, “Jangan khawatir,” Namun, bagaimana kita bisa menghilangkan kekhawatiran dan kecemasan kita? St. Thomas Aquinas mengajarkan bahwa salah satu cara untuk memerangi kecemasan adalah dengan bertumbuh dalam kepercayaan pada pemeliharaan Tuhan atas hidup kita. Percaya Kepada-Nya dapat diwujudkan, pertama, dengan meluangkan waktu setiap hari untuk menemui dan memuji Tuhan dalam doa yang tenang dan pribadi. Saya mempercayakan hidupku ke tangan Tuhan dan percaya bahwa waktu yang saya habiskan bersama Tuhan dalam doa adalah hal terpenting yang saya miliki.
Kedua, mengisi pikiran dengan yang baik dan benar dengan merenungkan dan merefleksikan kehidupan Kristus, ajaran Kitab Suci, atau kebijaksanaan orang-orang kudus, dan memenuhi pikiran dengan kasih Allah. Ketiga, memerhatikan nasihat Roh Kudus. Semakin saya belajar untuk memerhatikan cara Roh Kudus membimbing saya dalam doa, semakin saya percaya Tuhan memimpin hidup saya dalam hal-hal kecil, semakin saya siap untuk memercayai-Nya ketika saya menghadapi berbagai cobaan,”
Menjadi seorang Kristen berarti “memiliki hubungan pribadi dengan Yesus”. Yang dimaksud dengan memiliki hubungan pribadi dengan Yesus ialah memiliki hubungan yang intim dengan-Nya, yang diwujudkan oleh iman, kepercayaan, dan kedekatan. Hubungan ini juga dicapai melalui doa dan bersekutu dengan orang Kristen lainnya, serta melayani, mewartakan Injil kepada sesama, serta membiarkan ajaran-Nya membimbing pikiran dan tindakan kita. Namun, pada zaman modern ini sebagian umat kristiani dan mungkin termasuk saya meremehkan atau memandang tidak perlu membangun relasi dengan Yesus karena lebih sibuk membangun relasi dengan rekan bisnis atau dengan orang yang diharapkan bisa menunjang karir dan bisnisnya.
Mengenal Yesus adalah suatu keharusan supaya kita tahu apa kehendak-Nya dan perintah-Nya. Dengan demikian kita dapat memahami jika ada ujian iman dari-Nya atau pencobaan Iblis di dalam hidup kita. Ketika saya mengenal Tuhan dan memiliki relasi yang intim dengan-Nya, saya tidak akan mudah kecewa, marah, atau ngambek pada saat badai masalah menerpa hidup saya. Sebab, relasi yang baik dengan Tuhan akan membuat kita tidak mudah mengomel, menggerutu di saat mengalami kesulitan hidup, menderita sakit atau masalah hidup lainnya.
Seperti firman Tuhan hari ini yang disampaikan melalui nabi Hagai. Membangun Rumah Tuhan atau Gereja tidak terbatas dalam arti hanya membangun gedung gereja melainkan membangun relasi dan persekutuan dengan Tuhan. Sayang sekali banyak otang telah menomor-duakan relasi dengan Tuhan dengan alasan sibuk sehingga jarang berdoa atau tidak ada waktu membaca Firman Tuhan. Baginya yang penting adalah memeroleh duit yang bsangat banyak. Banyak orang bekerja keras setiap hari tetapi ironisnya hasil yang diperoleh tidak mencukupi kebutuhan hidupnya. Firman Tuhan kepada Nabi Hagai adalah suatu peringatan keras bahwa membangun relasi dengan Tuhan sangat penting dan merupakan hal utama yang harus kita lakukan sebelum bekerja keras atau melakukan kegiatan lainnya.
Marilah kita sebagai anak Tuhan, membangun relasi dengan Tuhan, tidak sekedar relasi biasa melainkan relasi intim untuk menunjukkan seberapa dalam keseriusan kita mengasihi Tuhan. Amin.
“Doa adalah senjata terbaik yang kita miliki; itu adalah kunci untuk mengetuk pintu hati Tuhan. Berbicaralah kepada Tuhan tidak hanya dengan bibirmu, tetapi dengan hatimu”. Ia juga menekankan pentingnya ketaatan, kebajikan, dan kasih sebagai dasar relasi yang baik dengan Tuhan. (Padre Pio)
Penulis


9 Responses
Membangun relasi dengan Tuhan sangat penting dan merupakan hal utama yang harus kita lakukan sebelum bekerja keras atau melakukan kegiatan lainnya.
Berbicaralah kepada Tuhan tidak hanya dengan bibirmu, tetapi dengan hatimu”.
Pentingnya ketaatan, kebajikan, dan kasih sebagai dasar relasi yang baik dengan Tuhan. (Padre Pio)
Thank you so much sis.Lucia.
Ulasan & Permenungan nya sungguh memberi pencerahan. ….
Membangun relasi dengan Tuhan sangat penting dan merupakan hal utama yang harus kita lakukan sebelum bekerja keras atau melakukan kegiatan lainnya.
Berbicaralah kepada Tuhan tidak hanya dengan bibirmu, tetapi dengan hatimu”.
Pentingnya ketaatan, kebajikan, dan kasih sebagai dasar relasi yang baik dengan Tuhan. (Padre Pio)
Thank you so much sis.Lucia.
Ulasan & Permenungan nya sungguh memberi pencerahan. ….
Sudah seharusnya kita menempatkan “Kehidupan Pribadi dengan Tuhan” diatas “Keluarga” , “Pekerjaan” dan dari “Pelayanan”, itu yang harus diperjuangkan sepanjang hidup kita 🙏
Shalom Sis Lucia , terima kasih buat renungannya yang sangat mendalam dan memberkati. Kiranya kita dapat semakin melekat dan menjalin hubungan yang intim dengan Yesus , mendengarkan FirmanNya serta melakukan-Nya sehingga didapatkan buah buah kebenaran untuk memuliakan dan memuji Allah.
Tuhan Memberkati 🙏🩷😇🥰💐
dapat ubah sikap itu melalui hal-hal kecil terlebih dahulu seperti berdoa dan bersaat Mari kita meluangkan waktu untuk dapat bersekutu secara pribadi dengan Tuhan serta terus mengandalkan dan lebih bergantung lagi kepada Tuhan dalam pelayanan dan kehidupan yang kita jalani sekarang. Dengan begitu, pelayanan yang kita perjuangkan tidak akan menjadi sia-sia, melainkan menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan pada akhirnya.
Terimakasih Sis Lucia dan Dr.Paskalis& Team lovingthetruth, setelah membaca renungan ini, saya sungguh mendapatkan peneguhan dan pencerahan yang begitu menggerakkan jiwa saya, memang terkesan sangat familiar bahwa lewat DOA kita dapat menjalin keintiman dengan Tuhan yang amat sangat KUDUS dan Agung, namun renungan ini begitu diperkuat dengan kesaksian iman dan kata-kata bijak dari ajaran Bapa Gereja juga para Orang Kudus seperti Padre Pio,yang dengan tekun melaksanakan nya.Semoga semakin dipakai lebih dashyat bagi kemuliaan Tuhan ya Sis Lucia beserta team Loving the truth.Amen.
Bila orang merasa bahwa dirinya mampu mengerjakan semua yang dipercayakan kepadanya, bahkan yang dipercayakan kepada orang lain akan mengantarkan orang itu kepada kejatuhannya sendiri, dan merambat kepada rusaknya hubungan pribadi dengan Allah,
Wow luar biasa Lucia… renungannya sangat dalam, lugas dan amat mudah dipahami. FirTu yg bg sy kadang sulit dimengerti, melalui renungan Lucia jd paham dg pesan yg hendak Tuhan sampaikan pd kita. Dilengkapi dg quote santo santa yg makin memperkaya pengertian dan pemahaman kita akan pentingnya dan arti membanagun relasi dg Allah. Makasih banget Lucia. Ditunggu renungan2 selanjutnya ya.
Sebagai orang yang berkecimpung dalam pelayanan saya diingatkan bahwa hidup akan terasa hambar dan frustasi jika mengabaikan kehidupan pribadi dengan Tuhan dan hanya terfokus kepada pelayanan yang di jalani itu.