Renungan dari bacaan Kis 20 : 17 – 27 dan Yohanes 17 : 1 – 11a “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.” Yohanes 17:4 |
Di akhir pelayanan-Nya di bumi, Yesus berkata bahwa Ia telah mempermuliakan Allah — bukan dengan mukjizat besar, bukan dengan popularitas, namun dengan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepada-Nya. Itulah inti kehidupan Yesus: sebuah hidup yang fokus, taat, penuh dengan tanggung jawab dan kesetiaan sampai akhir dalam menyelesaikan panggilan yang telah Tuhan berikan.
Sering kali kita membayangkan bahwa menyenangkan hati Tuhan berarti melakukan sesuatu yang besar, spektakuler, dan mengesankan. Kita berpikir bahwa mempermuliakan Tuhan adalah lewat mimbar besar, pelayanan yang dikenal, atau karya yang viral. Padahal, Yesus justru mengajarkan bahwa kemuliaan bagi Bapa lahir dari tanggung jawab dan kesetiaan menyelesaikan pekerjaan yang telah dipercayakan, sekecil apa pun itu terlihat oleh mata manusia.
Panggilan Tuhan bukan tentang seberapa besar pencapaian kita menurut ukuran atau pandangan dunia, melainkan seberapa bertanggungjawabnya kita dalam hal-hal yang sudah dipercayakan saat ini. Seorang ibu rumah tangga yang merawat keluarganya dengan kasih, seorang suami yang bekerja dengan baik, seorang anak yang menyelesaikan tugas sekolah dengan baik, seorang karyawan yang bekerja jujur meski tidak dilihat atasan, seorang guru yang membentuk karakter murid dengan sabar, semua ini, jika dilakukan dalam ketaatan kepada Tuhan, adalah bentuk nyata dari pekerjaan yang memuliakan Bapa.
Sering kali kita tergoda untuk berpikir bahwa hidup kita tidak terlalu berarti karena tidak melakukan hal yang besar atau spektakuler. Namun, Yesus tidak berkata, “Aku telah memuliakan Engkau dengan hal-hal besar yang menghebohkan dunia,” melainkan, “Aku telah menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaku.” Pekerjaan itu bukan soal besar atau kecil, tetapi soal diberikan oleh Bapa dan diselesaikan dengan penuh tanggung jawab dan kesetiaan.
Kita semua memiliki bagian masing-masing dalam rencana Tuhan. Pekerjaan itu mungkin terlihat sederhana, mungkin juga tidak dikenali orang lain, bahkan tidak dipandang berarti. Namun, jika itu adalah kehendak Bapa bagi kita, menyelesaikannya adalah bentuk tertinggi dari ketaatan dan cara terbaik untuk memuliakan-Nya.
Apakah yang Tuhan percayakan kepada kita untuk dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan di dalam kesetiaan? Apakah kita sedang mengejar hal-hal besar, tetapi melalaikan tanggung jawab kecil yang ada di depan mata? Mari kita berjuang agar bisa seperti Yesus: Bisa berkata dengan penuh keyakinan di akhir hari, “Bapa, aku telah memuliakan Engkau, dengan jalan menyelesaikan pekerjaanku hari ini.” Amin
Penulis

