TAKUTLAH KEPADA TUHAN ( 17 Oktober 2025 )

Renungan hari ini dari bacaan : Rm. 4:1-8; Lukas 12:1-7. “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi” (Luk. 12:1).

Semua orang pasti pernah mengalami rasa takut. Rasa takut disebabkan oleh banyak hal, misalnya, takut kehilangan jabatan, takut kehilangan pekerjaan, takut hidup susah karena situasi ekonomi yang tidak baik, takut direndahkan orang , takut disingkirkan, takut dianiaya dan lain sebagainya. Tentu hal  ini sangat manusiawi. Namun, sering terjadi  rasa takut  membuat  orang hidup berpura-pura, bersandiwara, tidak menampilkan hidup apa adanya. Ia hidup hanya untuk mencari rasa aman dan kesenangan sesaat , sehingga akhirnya menyimpang dari jalan Tuhan. Orang lebih takut kehilangan jabatan, lebih takut dikucilkan daripada mengatakan kebenaran, lebih takut hidup miskin atau sederhana daripada hidup jujur dan apa adanya;  lebih takut tidak mendapatkan jodoh daripada takut pada Tuhan, dan akhirnya iman dikorbankan.

Dalam Injil hari ini, Yesus mengingatkan para murid-Nya dan orang banyak agar waspada terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi yang memberi pengaruh tidak baik (Luk. 12:1). Kelompok orang Farisi berusaha memenuhi aturan dan mau memberi kesan bahwa mereka telah melaksanakan aturan dengan sempurna, sehingga tidak akan dihukum oleh Tuhan. Kemunafikan selalu memuat di dalamnya sesuatu yang ditutup-tutupi, dirahasiakan, disembunyikan, dan tidak jujur,  serta seolah-olah semuanya  baik.  Atas sikap itu  Yesus menegaskan  bahwa ”tidak ada sesuatu pun yang terselubung yang tidak akan disingkapkan dan tidak ada sesuatu pun yang  tersembunyi yang tidak akan diketahui” (Luk. 12:2). Ungkapan ini mau menjelaskan bahwa setiap orang bisa saja bersembunyi di balik sikapnya, seolah-olah sangat baik, padahal  hatinya begitu jahat, pintar menyembunyikan ketidakjujurannya,  seperti yang sering kita lihat di media sosial, dan dalam kehidupan sehari-hari.  Namun, perlu diingat bahwa di hadapan sesama, kita bisa bersembunyi, tetapi di hadapan Tuhan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi.

Sabda Tuhan ini mengingatkan kita  agar tidak takut kepada siapa pun melainkan  takutlah hanya  kepada Tuhan  yang berkuasa  atas hidup dan mati, baik di dunia ini maupun di kehidupan yang akan datang.   Rasa takut kepada Tuhan hendaknya dimengerti bukan sebagai ketakutan akan Tuhan yang mau menghukum melainkan yang menghendaki keselamatan.  Orang yang takut akan Tuhan tidak akan hidup dalam kemunafikan tetapi berani memperjuangkan kebenaran dan kejujuran. 

Takut akan Tuhan membuat kita semakin mempercayakan diri kepada-Nya, karena kita percaya Tuhan selalu memperhatikan dan mengasihi kita. Burung pipit saja, yang  kurang berharga, diperhatikan dan dipelihara oleh Tuhan, apalagi  kita manusia yang adalah  citra-Nya. Kita yang lebih berharga dari burung pipit,  tentu akan dipelihara Tuhan dengan sangat baik, asal kita senantiasa melakukan kehendak-Nya.

Penulis

satu Respon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *