Berjaga-jaga dan Siap Sedia Menyambut Hari Tuhan ( 21 Oktober 2025 )

Renungan hari ini dari bacaan Roma 5:12,15b,17-19,20b-21; Lukas 11: 35-38 “Hendaklah kamu sama seperti orang-orangyang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya” (Luk. 12:36).

Peristiwa pada bulan Agustus 2025, ketika demonstrasi rakyat menelan korban jiwa seorang driver ojol muda bernama Affan Kurniawan yang terlindas kendaraan taktis Brimob menjadi pengingat betapa rapuhnya hidup manusia. Nyawa begitu berharga, namun dapat hilang dalam sekejap. Hidup dan mati hanya dipisahkan oleh batas yang amat tipis. Siap atau tidak, setiap manusia akan menghadapi saat itu. Karena itu, kita perlu menyiapkan diri dengan sungguh-sungguh, sebab tidak seorang pun tahu kapan waktunya tiba.

            Yesus dalam Lukas 12:13–21 mengingatkan para murid melalui perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh. Orang ini menimbun hasil panennya dan merasa hidupnya aman, tetapi malam itu juga nyawanya diambil. Pesan Yesus jelas: jangan menggantungkan hidup pada harta duniawi, melainkan berjaga-jagalah dalam kekudusan dan iman. Harta tidak dapat menjamin keselamatan, sebab hidup manusia tidak ditentukan oleh kelimpahan miliknya.

            Yesus juga berkata, “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala” (Luk. 12:35). Seruan ini adalah panggilan untuk selalu siap dan waspada. Hidup yang telah diberikan Tuhan hendaknya dijalani dengan penuh makna: menjadi berkat bagi diri sendiri, sesama, dan hidup bagi kemuliaan Allah. Hidup di dunia hanyalah sementara, “mampir ngombe” saja. Karena itu, gunakanlah setiap hari untuk berbuat baik dan menebar kasih.

            Kewaspadaan yang diajarkan Yesus bukanlah ketakutan, melainkan kesadaran bahwa kedatangan Anak Manusia membawa konsekuensi kekal. Mereka yang siap dan berjaga akan menerima ganjaran sukacita abadi. Dalam pengajaran-Nya, Yesus menggambarkan diri sebagai Tuhan yang melayani hamba-hamba-Nya dalam perjamuan surgawi,  simbol kebahagiaan kekal bagi mereka yang setia.

            Kita yang telah berdosa sejak awal diingatkan bahwa dosa membawa maut (Rm. 5:12), namun kasih Kristus menebus kita melalui penderitaan, wafat, dan kebangkitan-Nya. Karena itu, hidup dalam pertobatan, iman, dan kasih adalah bentuk nyata dari berjaga-jaga. Berjaga berarti tidak hanya berdoa dan menantikan, tetapi juga bertindak. Sebagai orang tua, kita berjaga dengan membimbing anak-anak dalam iman. Dalam pekerjaan, kita berjaga dengan bekerja jujur dan bertanggung jawab. Dalam kehidupan rohani, kita berjaga dengan menjaga kemurnian hati, bertekun dalam doa, mengikuti Ekaristi, menerima sakramen, serta menyalurkan kasih dalam perbuatan nyata.

            Salah satu bentuk nyata dari hidup berjaga adalah menunjukkan kasih kepada mereka yang menderita. Ketika kita menemui teman yang sakit, jangan hanya berkata “cepat sembuh”, tetapi hadir dan memberi perhatian tulus. Menjenguk, mendoakan, atau membantu kebutuhan sederhana merupakan wujud kasih sejati. Melalui tindakan kecil seperti itu, kita menjadi saluran kasih Kristus yang membawa penghiburan dan harapan bagi sesama. Kasih yang nyata pada sesama yang sakit atau lemah adalah bagian dari kesiapsediaan hati, sebab di situlah kita menemukan wajah Tuhan sendiri.

Penulis

14 Responses

  1. Renungan Sangat menguatkan dan memberkati
    Sy diingatkan untuk selalu mengikuti jalan Tuhan, tidak hanya sangat ingat atau perlu, tapi setiap saat…..Berkah Dalem

  2. Terimakasih Bu Enny untuk renungannya. Sungguh memberkati saya. Disini saya diingatkan untuk selalu berjaga-jaga dalam kekudusan, iman dan kasih kepada sesama. Sehingga keselamatan boleh terjadi, dan pada akhirnya kita semua dapat masuk kedalam Kerajaan Surga.
    Tuhan Yesus memberkati 😇🙏

  3. Terima kasih Sis Enny buat renungannya yang meneguhkan dan mengingatkan kita semua untuk senantiasa waspada dan mempersiapkan diri, terutama dalam menghadapi kedatangan Tuhan yang tidak diketahui waktunya, serta menjalani hidup dengan bijaksana, penuh tanggung jawab, kasih dan iman yang teguh. Sikap ini mencakup kesiapan rohani melalui doa, kesiapan moral dengan menjauhi hal-hal yang tidak berkenan bagi Tuhan.
    Tetap semangat berkarya ya Sis.
    Tuhan Memberkati selalu 🙏🩷😇🥰

  4. Terimakasih Ibu Enny untuk renungannya . Semakin menguatkan iman percaya saya . Selalu berjaga-jaga dan senantiasa mendekat kepada Tuhan . Karena kita tidak tahu waktu Tuhan atas hidup kita..belajar untuk senantiasa mengucap syukur dalam segala hal
    Tuhan Memberkati senantiasa

  5. Hidup dalam pertobatan, iman, dan kasih adalah bentuk nyata dari berjaga-jaga. Berjaga berarti tidak hanya berdoa dan menantikan, tetapi juga bertindak.
    Terimakasih Bu Enny , …sangat menyentuh saya, agar jangan lupa bertindak ,dan mensyukuri apa yang telah dan baru saja kita peroleh dari Nya. Setiap saat Siap , waktunya Tuhan .. tidak ada satupun yang tau. Hidup dan Mati kita hanya Tuhan yang tau. ..
    Berjaga-jagalah dalam kekudusan…
    𝘈𝘮𝘦𝘯..𝘢𝘮𝘦𝘯…𝘈𝘮𝘦𝘯

  6. Amin! Terimakasih Bu Enny untuk renungannya yang sangat memberkati. Bahwa Yesus hadir melalui mereka yang sakit dan lemah. Berkah Dalem.

  7. Amin, terimakasih Bu Enny ,renungan ini sangat menguatkan saya;khususnya kata *bertindak* dari kalimat renungan ini “Karena itu, hidup dalam pertobatan, iman, dan kasih adalah bentuk nyata dari berjaga-jaga. Berjaga berarti tidak hanya berdoa dan menantikan, tetapi juga bertindak”!.
    Semoga pelayanan Bu Enny semakin diberkati Tuhan Yesus. Berkah dalem.

  8. Terima kasih untuk renungannya. Disaat hiruk pikuk kehidupan, sejenak membaca renungan ini sangat menyentuh hati, mengingatkan kembali kita untuk siap, kapan hari Tuhan datang. Ternyata hidup sangatlah berharga. Waktu yang kita punya untuk menebar kasih, berdoa dan berjaga jaga. Renungannya sangat memberkati. Semangat berkarya memberkati banyak orang melalui renungannya, Amin 😇

  9. Komentar David :
    Kesimpulan dan Doa dari Renungan ini

    Marilah kita menyambut seruan untuk berjaga-jaga ini bukan dengan rasa panik atau spekulasi, tetapi dengan kerendahan hati dan ketaatan yang penuh iman. Biarlah setiap hari kita diisi dengan kesetiaan, kekudusan, dan pelayanan, sehingga kapan pun Tuhan Yesus datang, Ia mendapati kita sebagai hamba-hamba yang setia yang sedang melakukan kehendak-Nya.

    Doa:
    Tuhan Yesus yang terkasih, kami rindu untuk menyambut kedatangan-Mu. Ajarlah kami untuk senantiasa berjaga-jaga dan siap sedia. Mampukan kami untuk hidup dalam kekudusan, setia dalam panggilan, dan penuh dengan kasih-Mu. Teguhkan iman dan pengharapan kami, agar pada hari-Mu yang mulia nanti, kami boleh menyambut-Mu dengan sukacita dan mendengar suara-Mu berkata, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia.” Jadikan setiap hari yang Engkau berikan sebagai kesempatan untuk memuliakan nama-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

  10. Terima kasih Sis Enny …🙏utk renungan ya sangat bagus mantap pesanNya . Memang benar hidup ini sgt. rapuh sehingga org jatuh dalam dosa sebab itu kita perlu bertobat .sesungguhnya hidup ini tergantung pada kekayaan jabatan dll yg miliki didunia fana ini ..tetapi kita hidup dalam kuasa Allah dan belas kasihNya yang Maha Rahim🙏 kita perlu berjaga jaga aktip agar saat tiba tentang kedatanganNya .aktip artinya kita selalu bersyukur berbagi berbuat baik bertobat dan memuliakan Allah Tritunggal Kudus Bapa putera dan Roh Kudus 🙏

  11. Terima kasih sis Enny atas renungannya. Renungan ini mengingatkan saya bahwa kita harus lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan tidak hanya tergantung pada kekayaan duniawi saja. Berbuat baik kepada sesana.

  12. AMIN. Puji Tuhan,Luar Biasa,Mbak. Sangat bagus,sangat memberkati kita semua yang baca. Tetap semangat dan setia melayani Tuhan,Mbak. Berkah Dalem! 🙏😇

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *