Pengampunan yang Memerdekakan ( 27 Oktober 2025 )

Bacaan hari ini dari bacaan Roma 8:12-17 dan Lukas 13:10-17. Dan segera perempuan itu berdiri tegak dan memuliakan Allah.”(Lukas 13:13b)

Pengampunan merupakan kunci untuk mengalami kebebasan sejati dalam hidup sebagai pengikut Kristus. Dalam Roma 8:12–17, Rasul Paulus mengingatkan bahwa hidup menurut daging membawa maut, tetapi hidup oleh Roh Kudus memampukan kita untuk mematikan perbuatan dosa dan hidup sebagai anak-anak Allah yang merdeka. Kebebasan ini bukan sekadar bebas dari hukum atau aturan, melainkan kebebasan dari belenggu dosa, ketakutan, serta rasa bersalah yang mengikat hati dan pikiran.

Sering kali kita merasa terbelenggu oleh masa lalu oleh kesalahan yang telah kita perbuat atau oleh luka yang ditimbulkan orang lain. Kita membawa beban itu dan tanpa sadar membiarkannya mengendalikan hidup kita. Namun, Firman Tuhan mengajak kita untuk hidup dipimpin oleh Roh Kudus, yang memberikan kekuatan untuk mengampuni dan melepaskan diri dari segala belenggu tersebut.

Contoh nyata pengampunan dan pembebasan terlihat dalam Lukas 13:10–17, ketika Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang telah terbelenggu selama delapan belas tahun oleh roh penyakit. Tubuhnya yang bungkuk melambangkan bagaimana dosa, luka, dan penderitaan dapat menekan seseorang hingga sulit berdiri tegak dan kehilangan sukacita. Ketika Yesus memanggil dan menyembuhkannya, Ia tidak hanya memulihkan fisiknya, tetapi juga membebaskannya dari ikatan yang telah lama membelenggunya.

Ketika kita mengampuni, kita sesungguhnya melepaskan diri dari beban berat yang dapat menghancurkan hidup kita sendiri. Kita belajar untuk tidak lagi hidup sebagai budak kemarahan dan luka batin, melainkan sebagai anak-anak Allah yang dipenuhi damai sejahtera dan sukacita.

Hidup dalam pimpinan Roh Kudus berarti menyerahkan diri kepada-Nya untuk membentuk hati yang mampu mengasihi dan mengampuni. Roh Kudus memberi kekuatan untuk melepaskan dendam, kemarahan, dan luka lama, serta membuka jalan bagi penyembuhan dan pembaruan. Dengan demikian, kita sungguh mengalami kebebasan sejati.

Tentu saja, proses pengampunan tidaklah mudah. Sama seperti penderitaan yang harus dijalani bersama Kristus, mengampuni pun membutuhkan kerelaan, keberanian, dan ketekunan. Namun, percayalah bahwa Roh Kudus akan senantiasa menyertai dan membimbing setiap langkah kita. Dalam perjalanan ini, kita tidak berjalan sendirian; Roh Kudus memberikan kekuatan dan penghiburan ketika kita berjuang melepaskan beban yang mengekang hati.

Belajarlah dari Yesus yang penuh belas kasih, yang tidak pernah ragu untuk membebaskan dan menyembuhkan. Marilah kita membuka hati untuk hidup dalam pimpinan Roh Kudus, agar kita mampu mengampuni dan hidup sebagai anak-anak Allah yang merdeka serta dipenuhi sukacita.

Dengan pengampunan yang memerdekakan, kita tidak hanya membebaskan diri sendiri, tetapi juga menjadi saluran berkat bagi orang lain. Hidup dalam pimpinan Roh Kudus berarti hidup dalam kasih yang memerdekakan sebuah kehidupan yang memancarkan terang Kristus kepada dunia yang haus akan harapan dan pembebasan.

Penulis


Editor

satu Respon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *